Home / Ekobis / Cegah Efek Kebangkrutan Yunani, BI Amankan Rupiah

Cegah Efek Kebangkrutan Yunani, BI Amankan Rupiah

bidik.co — ‎Bank Indonesia (BI) mengaku sudah melakukan antisipasi untuk menjaga nilai tukar rupiah, menyusul akan jatuh tempo pembayaran utang Yunani ke International Monetary Fund (IMF) pada 30 Juni 2015.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas mengatakan, persoalan utang Yunani pasti ada dampak dalam negeri karena pada saat ini perekonomian terangkai. Sehingga, apa yang terjadi di Eropa, pasti ada pengaruh ke ekonomi domestik.

Menurut Ronald, Bank Indonesia (BI) bukan hanya memperhatikan ekonomi domestik saja, tetapi juga memantau pergerakan ekonomi di dunia, termasuk utang Yunani. Dengan mencermatinya, Bank Indonesia dapat melakukan berbagai langkah agar tidak berdampak besar ke Indonesia.

“Ke rupiah, kita sudah ambil langkah-langkah pengamanan karena BI kan selalu menjaga nilai tukar sesuai dengan fundamentalnya,” ujar Ronald di Jakarta, Senin (29/6/2015).

Namun, mengenai langkah apa yang telah dilakukan bank sentral tersebut. Ronald enggan mengungkapkannya dan akan disampaikan secara resmi.

“Tunggu saja statement resmi dari Bank Indonesia,” ucapnya.

Pada hari ini kurs tengah Bank Indonesia mencatat rupiah kembali mengalami pelemahan ke level Rp 13.356 dari posisi hari sebelumnya pada angka Rp 13.338 per dolar AS.‎

Sebelumnya Bursa Saham Wall Street di Amerika Serikat (AS) jatuh pada perdagangan Rabu, (24/6/2015). Investor khawatir soal masalah penyelesaian utang antara Yunani dengan krediturnya di Eropa yang belum juga selesai.

Padahal, di akhir Juni ini, Yunani harus membayar sejumlah utang jatuh temponya kepada International Monetary Fund (IMF). Yunani memerlukan utang baru untuk bisa membayar utang dari IMF tersebut. Utang Yunani kepada IMF yang jatuh tempo akhir Juni ini mencapai US$ 1,8 miliar.

“Optimisme kami bahwa masalah utang Yunani akan selesai ternyata hilang lagi. Pelaku pasar makin tidak percaya diri dengan kondisi di Yunani. Bila Yunani tidak bisa membayar utangnya, dampak terhadap ekonomi AS relatif sedikir. Tapi ada sentimen negatif yang bisa membuat pasar saham jatuh,” kata Analis, Phil Orlando, dilansir dari Reuters, Kamis (25/6/2015).

Selain itu, Departemen Perdagangan AS mengatakan PDB di Januari-Maret 2015 turun 0,2%. Investor juga terus memantau data ekonomi AS. Ini terkait rencana kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed).

Indeks Dow Jones turun 178 poin (0,98%) ke 17.966,07. Indeks S&P 500 turun 15,62 poin (0,74%) ke 2.108,58. Sementara indeks Nasdaq turun 37,68 poin (0,73%) ke 5.122,41.

Ada sekitar 5,5 miliar lembar saham yang ditransaksikan. Ini di bawah rata-rata harian sebanyak 6,1 miliar lembar saham. (*)

Komentar

Komentar

Check Also

HIPMI Dorong Kerjasama Pengusaha Muda se-Jawa Barat.

bidik.co —  Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jabar mendorong kerjasama pengusaha muda pada acara ekspor, …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.