Home / Ekobis / Dianggap Pemuja Neolib, Faisal Basri Diragukan Mampu Berantas Mafia Migas

Dianggap Pemuja Neolib, Faisal Basri Diragukan Mampu Berantas Mafia Migas

bidik.co — Penunjukan Faisal Basri sebagai sebagai Ketua Komite Reformasi Tata Kelola Migas (KRTKM) masih menjadi sorotan. Banyak kalangan ragu Faisal Basri dan timnya bisa melakukan tugas memberantas mafia migas.

“Saya meragukan kapasitas dan kredibilitas mereka. Sosok Faisal Basri selama ini dikenal sebagai ekonom tukang yang selalu bermetamorfosis di setiap pemerintahan yang berkuasa,” uajr Direktur Eksekutif Komisi Kebijakan Publik Rusmin Effendy kepada wartawan di Jakarta, Rabu (26/11/2014).

Bagaimanapun, katanya, pekerjaan memberantas mafia migas bukan tugas yang ringan. Sementara itu, anggota tim yang dibentuk bukan orang-orang yang memiliki integritas, bahkan ada yang terindikasi sebagai bagian dari mafia migas.

“Jangan-jangan KRTKM ini menjadi lembaga formal melegalitas mafia migas, hanya berganti baju saja,” katanya.

Dijelaskan Rusmin, sejak awal dirinya sudah mempertanyakan pembentukan KRTKM karena tidak jelas kredibilitasnya. Ia menduga KRTKM hanya menjadi alat kepentingan politik dan pencitraan pemerintahan Jokowi-JK serta kelompok mafia migas itu sendiri.

“Terus terang, kalau tujuannya ingin memberantas mafia migas bukan hanya menyangkut Petral, tapi juga mafia migas yang ada di dalam negeri. Sudah bukan rahasia umum lagi siapa yang selama ini bermain di bisnis migas dan dikenal sebagai mafia migas,” papar dia.

Menurutnya, bagaimana mungkin Faisal Basri mampu memberantas mafia migas kalau dirinya sendiri bagian dari kaum neoliberal itu. Saat pemerintahan SBY-Boediono, dikatakan Rusmin bahwa salah satu ekonom yang memuji-muji Boediono sebagai tokoh ekonomi kerakyatan, dan bukan seorang neolib adalah Faisal Basri. Padahal, Boediono adalah arsitek neoliberalisme di negara ini.

“Selama ini para neolib-neolib itu yang bermain di bisnis migas. Kalau perlu, semua anggota tim mafia migas itu harus dipublikasikan ke publik soal rekam jejak mereka selama ini. Kalau mau diusut, pasti ada diantara mereka bagian atau menjadi kepanjangan tangan para mafia migas,” demikian Rusmi.

Selain itu, Rusmi meragukan penunjukan Faisal Basri sebagai Ketua KRTKM Kementerian ESDM mampu memberantas mafia migas, dipastikan tidak akan berhasil. Alasannya, Faisal Basri bukanlah sosok yang pas mengisi kursi jabatan tersebut.

“Saya meragukan kapasitas dan kredibilitas mereka. Memberantas mafia migas bukan tugas yang ringan. Jangan-jangan KRTKM ini menjadi lembaga formal melegalitas mafia migas, hanya berganti baju saja. Apalagi sosok Faisal Basri selama ini dikenal sebagai ekonom tukang yang selalu bermetamorfosis di setiap pemerintahan yang berkuasa,” kata Rusmin.

Menurutnya, pembentukan KRTKM sejak awal patut dipertanyakan. Apalagi, lembaga tersebut tidak jelas kredibilitasnya, namun menjadi alat kepentingan politik dan pencitraan pemerintahan Jokowi-JK serta kelompok mafia migas itu sendiri.

“Kalau tujuannya ingin memberantas mafia migas bukan hanya menyangkut Petral, tapi juga mafia migas yang ada di dalam negeri. Kan bukan rahasia umum lagi siapa yang selama ini bermain di bisnis migas dan dikenal sebagai mafia migas. Pekerjaan rumah pertama Faisal, apakah dia mampu memberantas gurita bisnis yang dilakukan Ari Soemarno Inc yang dikenal bagian jaringan mafia migas. Kalau tidak, sebaiknya mundur saja, tidak usah cuap-cuap, apalagi penunjukan Faisal di back-up Rini Soemarno. Logika orang bodoh saja, mana mungkin dia berani menyikat para mafia migas,” terangnya.

Soal informasi masuknya anggota tim karena titipan Ari Soemarno, Rusmin menegaskan, sejak awal pihaknya meragukan integitas mereka, termasuk Faisal Basri.

“Bagaimana mungkin seorang Faisal Basri mampu memberantas mafia migas, kalau dirinya sendiri bagian dari para neolib. Selama ini kan para neolib-neolib itu yang bermain di bisnis migas. Kalau perlu, semua anggota tim mafia migas itu harus dipublikasikan ke publik soal rekam jejak mereka. Kalau mau diusut, pasti ada diantara mereka bagian atau menjadi kepanjangan tangan para mafia migas,” urai dia.

Dalam susunan anggota tim reformasi migas terdapat sosok Daniel Purba. Melihat sepak terjang dan track record sebagai mantai vice presiden Petral pada waktu Ari Sumarno dirut Petral, mengindikasikan dia terlibat kooptasi keluarga Soemarno. Kabarnya, Daniel terkenal kawan dekat Hin Leong pedagang solar terbesar di Asia dan Hin Leong terkenal sebagai penadah solar selundupan dari Indonesia

“Sebelum ditunjuk sebagai anggota reformasi migas, sebaiknya Daniel diaudit kekayaannya dulu, baik oleh PPATK ataupun KPK. Buktikan dia bersih terlebih dahulu sebelum membersihkan sektor migas,” terang Rusmin.

Rusmin tambahkan, hampir sebulan lebih pemerintahan Jokowi-JK berjalan, sudah terlihat tidak ada perubahan yang signifikan bagi kepentingan rakyat, bahkan yang terjadi semakin karut-marut mulai dari persoalan kartu sakti, kenaikan BBM, pengosongan kolom agama, kisruh di DPR dan sebagainya.

“Selama ini rakyat sudah dibodoh-bodohi oleh pemerintah Jokowi-JK bahkan banyak janji-janji saat kampanye yang tidak terealisasi, hanya kosmetika politik agar rakyat dinina bobokan dengan janji-janji saat kampanye. Salah satu yang paling fatal adalah janji untuk tidak menaikkan BBM, apalagi pengalihan subsidi kepada rakyat miskin dengan tiga kartu sakti menimbulkan persoalan. Kenaikan BBM itu kan atas desakan Bank Dunia, artinya pemerintahan sekarang ini hanya menjadi boneka asing, bukan pemerintahan yang berpihak pada rakyat,” tegasnya.

Saat pemerintahan SBY-Boediono berkuasa, Faisal merupakan salah satu ekonomi yang memuja muji Boediono sebagai tokoh ekonomi kerakyatan, dan bukan seorang neolib. Padahal, Boediono adalah arsitek neoliberalisme yang ada di republik ini, termasuk pembelaan Boediono tidak terlibat dalam skandal Bank Century. (*)

Komentar

Komentar

Check Also

Difriadi: Pilkada Harus Jadi Persemaian Demokrasi di Indonesia

Bidik.co — Bulan November 2024, rakyat Indonesia masih harus memenuhi hak dan kewajiban politiknya untuk …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.