bidik.co — Komite Etik Fakultas hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) berencana memanggil Florence Sihombing untuk mengklarifikasi pernyataannya di media sosial. Mahasiswi yang tengah menempuh studi S-2 itu mengaku siap memenuhi panggilan.
“Siap. Saya sebagai mahasiswa akan menghadiri panggilan itu,” kata Florence, Jumat (29/8/2014) malam.
“Saya konfirmasi, memang benar saya dipanggil Komite Etik, tapi tanggal dan waktunya dirahasiakan,” sambung sosok yang tengah menempuh studi pascasarjana program Kenotariatan Fakultas Hukum UGM itu.
Menurut Florence, dirinya akan menceritakan kejadian sebenarnya secara jujur kepada Komite Etik UGM. Ia mengaku siap menerima sanksi yang dijatuhkan kepadanya.
“Ya nanti tergantung bagaimana kebijakan UGM sendiri. Pasti saya akan menceritakan yang terjadi kepada UGM secara jujur, saya akan mengikuti kebijakan-kebijakan UGM,” jelas Florence.
Florence sendiri berharap agar Komite Etik UGM bisa berlaku bijak nantinya jika dirinya dikenai sanksi. “Harapan saya ke UGM, mengerti keadaan saya, dan memberi kebijakan terbaik mengenai studi saya,” ucapnya.
Komite Etik Fakultas Hukum UGM sendiri berencana memanggil Florence Sihombing Senin (1/9/2014) depan. Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Humas UGM Wijayanti.
Nama Florence mencuat saat dia menyerobot antrean Pertamax 95 di antrean mobil Di SPBU Lempuyangan Yogyakarta, Rabu (27/8/2014) lalu. Aksinya itu langsung diprotes puluhan warga yang saat itu juga sudah mengantre di pom bensin tersebut. Petugas pom bensin tak mau melayani dirinya.
Florence rupanya tak terima atas kejadian itu, dan menyampaikan kemarahannya melalui media sosial Path. Status Pathnya berisi tentang kemarahan dan hinaan kepada warga Yogyakarta.
Status Path Florence itu kemudian tersebar dan menuai kecaman terutama dari warga Yogyakarta. Puluhan warga bahkan menggelar aksi protes terhadap Florence di kawasan Bundaran UGM. Florence bahkan menuai hujatan dan dilaporkan ke polisi oleh LSM Jatisura.
Kecaman dan laporan ke polisi itu kemudian direspon Florence dengan permintaan maaf kepada warga Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dan kampusnya UGM. Ia merasa bersalah atas status Pathnya yang menghina warga Yogyakarta dan berjanji tidak akan mengulanginya. (ai)