bidik.co — Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Gerindra Jawa Timur Soepriyatno akan menuntut pihak kepolisian karena dinilai melakukan pemukulan terhadap kader Partai Gerindra yang sedang melakukan aksi damai di depan kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah Jawa Timur.
“Massa kami dipukuli seperti anjing gila,” kata dia saat melakukan konferensi pers terkait dengan sidang sengketa perselisihan hasil penetapan pemilihan umum presiden, Minggu (10/8/2014).
Soepriyatno mengatakan akan melaporkan tindakan anarkis ini ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Menurut dia, hingga saat ini korban masih dirawat di Rumah Sakit Dr Soetomo. “Kemarin sudah kami laporkan ke Propam Kepolisian Jawa Timur,” ujarnya.
Massa melakukan aksi, kata dia, meminta Komisi Pemilihan Umum Daerah Jawa Timur untuk membuka kotak suara. Pihaknya menilai telah terjadi kecurangan dalam proses pemilihan umum, sehingga melakukan aksi tersebut. “Kami melihat ada kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif,” kata dia.
Selain itu, katanya, kepolisian menyita rekaman video maupun foto saat insiden pemukulan terjadi. Banyak alat rekam saat itu yang diperiksa dan tempat penyimpanan data (memori) yang merekam saat itu diambil. “Wartawan pun ikut unjuk rasa, karena kamera mereka dirampas,” ujarnya.
Soepriyatno akan melaporkan pihak kepolisian yang melakukan kekerasan terhadap massa pendukung Prabowo-Hatta di kantor KPU Provinsi Jawa Timur ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).
“Besok rencananya hari Senin (11/8/2014), kami akan melapor ke Komnas HAM mengenai prilaku polisi yang bertindak arogan,” kata Soepriyatno.
Menurutnya, pihak kepolisian sudah menunjukkan arogasinya, menyikapi aksi pendemo pendukung Prabowo-Hatta di kantor KPU Provinsi Jawa Timur beberapa waktu. Akibatnya, sejumlah pendemo mengalami luka-luka, dan kepalanya bocor.
“Kita ingin berdemo secara damai, tapi kita dizinkan berdemo yang jaraknya 600 meter dari KPU Jawa Timur. Padahal itu perumahan masyarakat. Kita dipukuli seperti anjing gila dan mobil yang membawa sound sistem disiram water canon,” terang Soepriyatno.
Unjuk rasa massa pendukung Prabowo-Hatta di KPU Jawa Timur pada Rabu (6/8/2014) berujung ricuh. Mereka bentrok dengan aparat kepolisian yang mengamankan aksi itu. Bermula ketika massa mencoba memaksakan diri menerobos batas yang sudah ditentukan pihak keamanan. (ai)