bidik.co – Koalisi Indonesia Hebat dan Koalisi Merah Putih di Dewan Perwakilan Rakyat hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda akan berdamai. Padahal awal Senin lalu sejumlah petinggi partai di dua kubu itu meyakinkan bahwa mereka akan kembali bersatu di DPR paling lambat akhir minggu ini.
Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional Drajad H Wibowo mengaku optimistis tak lama lagi formula kompromi antara KIH dan KMP akan mencapai kata sepakat. Syaratnya tak ada oknum pemerintahan dan elite politik lain yang bermain ‘lip service’ dalam kisruh di DPR ini.
“Di publik mengatakan ingin DPR damai, tapi di belakang justru melakukan langkah-langkah politik yang justru mempersulit tercapainya kompromi,” kata Drajad, Sabtu (8/11/2014).
Mantan anggota DPR ini mengatakan yang terpenting saat ini dua kubu harus melakukan musyawarah. Dia meminta tak ada pihak yang saling menyalahkan dan saling merasa benar sendiri. “Karena semuanya punya porsi kebenaran dan kesalahan masing-masing,” kata Drajad.
Dia juga meyakinkan bahwa Ketua Umum PAN Hatta Rajasa, dan pimpinan baik di DPP maupun melalui fraksinya di DPR proaktif mengupayakan agar KIH dan KMP berdamai.
Sebelumnya Wakil Ketua Komisi III DPR Benny K Harman menyayangkan, hingga kini belum ada nama alat kelengkapan dewan (AKD) yang diserahkan ke komisinya dari Fraksi yang ada di Koalisi Indonesia Hebat (KIH).
Menurutnya, apabila fraksi KIH ingin mendapatkan jatah pemimpin di AKD, ada baiknya disetorkan terlebih dahulu nama-nama anggota di setiap AKD.
“Kasih dahulu dong nama-namanya,” kata Benny di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (5/11/2014).
Dengan begitu, bisa dibicarakan bersama mengenai keinginan yang diharapkan dari fraksi koalisi pendukung Pemerintah Jokowi-JK tersebut.
“Kita bermusyawarah mufakat, kita duduk bersama. Bagaimana kita mau musyawarah kalau untuk duduk tak mau,” ucapnya.
“Begini seperti main sepakbola, kau mau menang, tetapi ketika diminta nama-nama tidak mau kasih nama. Kan bisa main dahulu,” ujarnya.
Dia mengingatkan, tidak ada yang berbeda antara posisi anggota dengan pemimpin AKD. Karenanya, dia tak habis pikir persoalan ini menjadi keributan.
“Teman-teman KIH ini takut bayang-bayang. Tetapi, saya menghargai kreatifitas KIH, itu kreratifitas KIH sebagai bagian dari upaya untuk melakukan negosiasi, itu biasa,” tuntasya. (*)