bidik.co – Akhir-akhir ini, mata uang dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat terhadap mata uang dunia. Tak terkecuali terhadap rupiah, di mana dolar AS sempat menembus level Rp 13.000.
Salah satu penyebab dolar AS ‘menggila’ adalah semakin membaiknya perekonomian Negeri Paman Sam. Indikatornya bisa terlihat dari penciptaan lapangan kerja.
Seperti yang dilansir CNN, Minggu (8/3/2015), sepanjang 2014 tercipta 3,3 juta lapangan keja di AS. Kemudian pada Februari 2015 saja, tercipta 295.000 lapangan kerja. Mencari kerja sepertinya lebih mudah buat rakyat AS.
Adapaun tiga sektor usaha yang membuka banyak lapangan kerja di AS:
Pertama, Sektor Makanan-minuman. Bisnis restoran membutuhkan banyak tenaga kerja. Pada Februari 2015, sektor makanan-minuman menciptakan 59.000 lapangan kerja. Selama setahun terakhir, tercipta 450.000 lapangan kerja di sektor ini.
Namun, gaji yang ditawarkan mungkin tidak terlalu besar, terutama untuk posisi pramusaji (waiter/waitress). Biasanya para pramusaji mengandalkan tip dari pelanggan untuk menambah penghasilan.
Kedua, Sektor Jasa. Sepanjang 2014, tercipta 700.000 lapangan kerja di sektor jasa. Pada Februari 2015, sektor ini menerima 51.000 orang tenaga kerja baru. Selain itu, keunggulan bekerja di sektor jasa adalah bayarannya yang lumayan.
Saat ini, perekonomian AS praktis digerakkan oleh para pelaku sektor jasa seperti konsultan hukum, insinyur, atau akuntan. Sepertinya manufaktur bukan lagi pendorong ekonomi di Negeri Paman Sam.
Ketiga, Sektor Kesehatan. Pemerintah AS di bawah pimpinan Presiden Barack Obama punya program kesehatan yang sering disebut Obamacare. Meski masih menimbulkan pro kontra (terutama di ranah politik), Obamacare membuka pintu bagi penciptaan lapangan kerja di sektor kesehatan. Misalnya, banyak rumah sakit butuh karyawan seiring lonjakan layanan.
Sejak Obamacare diterapkan pada Maret 2010, sektor kesehatan telah menciptakan 1,2 juta lapangan kerja. Industri kesehatan menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam. (*)