bidik.co — Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Hashim Djojohadikusumo bicara soal kans Basuki T Purnama atau Ahok kembali diusung partainya di Pilgub DKI. Hashim yang bicara soal itu saat ditanya wartawan, hanya menjawab diplomatis.
“Never say never. Pak Prabowo sangat mengerti. Beliau sangat-sangat orang yang paling memaafkan,” kata Hashim usai bertemu Luhut di kompleks Istana, Jakarta, Kamis (23/7/2015).
Hashim menyampaikan, dirinya sendiri kerap bertemu Ahok dan berdiskusi. Bahkan Rabu (22/7/2015) makan siang dengan Ahok.
“Kalau saya dengan Pak Ahok. Baru kemarin saya makan siang di kantor. Dua tahun kan masih lama, jadi everything is possible,” tegasnya.
Sebelumnya Ahok menegaskan, meski berpisah dengan Gerindra, dirinya tetap siap ikut dalam pencalonan kepala daerah Jakarta 2017. Dia bakal maju melalui jalur independen.
“Kalau mau nyalon gubernur (lewat jalur) independen, mengumpulkan dukungan warga DKI mau 1 juta juga enggak susah ya,” kata Ahok di balai kota, Senin (27/4/2015).
Sesuai Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota, calon independen atau perorangan yang akan maju harus memenuhi syarat dukungan minimal 7,5 persen. Jumlah itu meningkat hingga dua kali lipat dibandingkan periode sebelumnya. Jumlah penduduk DKI saat ini ada sekitar 10 juta penduduk.
Jika ingin memenuhi persyaratan untuk maju sebagai calon independen dalam pilgub mendatang, Ahok harus mendapat dukungan warga sekitar 750 ribu penduduk. Padahal, sebelumnya hanya dibutuhkan dukungan sekitar 300 ribu orang saja.
“Ya, kalau jadi dipecat 2016. Ntar 2017 ikut lagi dong,” ujar mantan Bupati Belitung Timur tersebut.
Pada 2012, Gerindra menggandeng Ahok untuk dipasangkan dengan Joko Widodo yang diusung PDIP. Padahal, saat itu Ahok bukan kader asli dari partai yang didirikan Prabowo Subianto itu. Ahok sebelumnya tercatat sebagai anggota DPR RI dari fraksi Partai Golkar. (*)