bidik.co — Koalisi Merah Putih (KMP) telah mengatur pembagian kursi di posisi pimpinan DPR dan MPR. Golkar, sebagai pendukung KMP terbesar, akan mendapat jatah kursi Ketua DPR dan Wakil Ketua MPR. Untuk Ketua MPR, kemungkinan diberikan kepada Demokrat karena telah memuluskan RUU Pilkada melalui DPRD.
“Kami sudah membicarakan tentang pimpinan DPR dan MPR dari Fraksi Golkar. Kalau tidak ada aral melintang, Fraksi Golkar akan mengambil ketua DPR dan wakil ketua MPR,” ujar Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (27/9/2014).
Menurut Priyo, telah banyak nama kader Golkar yang dimunculkan untuk menjadi ketua DPR atau wakil ketua MPR. Sebut saja Setya Novanto, Ade Komaruddin dan Fadel Muhammad untuk kursi ketua DPR.
“Nama wakil ketua MPR yaitu Titiek Soeharto, Rambe Kamaruljaman, Mahyuddin dan Agun Gunandjar Sudarsa. Nama-nama itu pleno memutuskan diserahkan kepada ketua umum (Aburizal Bakrie) dengan waktu tidak terlalu lama, paling lambat besok diumumkan,” ujar Priyo.
Lalu bagaimana dengan kursi ketua MPR? Apakah Partai Demokrat yang akan mengisi? Priyo pun tak menjawabnya secara tegas.
“Ini masih dikerucutkan, tapi tanda-tandanya Golkar berkeinginan mengambil ketua DPR dan wakil ketua MPR. Yang lainnya sedang dikonfigurasikan,” tutup Priyo.
Sementara itu Kemenangan Koalisi Merah Putih (KMP) dalam pengesahan RUU Pilkada atas koalisi parpol pendukung presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) akan mempengaruhi pemilihan pimpinan DPR dan MPR setelah anggota parlemen baru dilantik.
Wakil Ketua DPR yang juga pimpinan rapat paripurna pengesahan RUU Pilkada, Priyo Budi Santoso mengatakan bahwa secara psikologis kemenangan itu akan berdampak positif bagi soliditas koalisi yang dimotori oleh Partai Golkar.
Menurut politisi Partai Golkar itu sulit dibayangkan secara psikologis kalau KMP kalah semalam dalam pemungutan suara yang berlangsung hingga dini hari.
Dalam voting semalam, KMP berhasil memenangkan Opsi II untuk pemilihan kepala daerah lewat DPRD dengan raihan 226 suara setelah Partai Demokrat menyatakan walk out dari siang.
Adapun koalisi parpol pendukung Presiden terpilih Jokowi yang dimotori Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) hanya meraih 135 suara.
“Konstelasi politik yang baru pasca pengesahan RUU Pilkada itu sangat berpengaruh,” ujarnya kepada wartawan seusai salat Jumat di Gedung DPR ketika menanggapi pertanyaan terkait akan adanya pemilihan pimpinan DPR dan MPR setelah anggota DPR yang baru dilantik nantinya.
Namun demikian Priyo tidak mau berspekulasi apakah Golkar akan mendapat jatah menduduki jabatan Ketua DPR maupun MPR.
Nama Ketua Fraksi Partai Golkar Setya Novanto sempat disebut-sebut bakal maju menjadi Ketua DPR menggantikan Marzuki Alie. Sedangkan untuk Ketua MPR sejumlah nama juga mulai beredar termasuk Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan.
Pada bagian lain Priyo membantah selentingan isu yang menyebutkan dirinya berperan mengatur persidangan untuk kemenangan KPM.
Menurutnya, dirinya memang berkomunikasi dengan pimpinan Partai Golkar, namun tidak ada satupun yang bisa menyeting putusan persidangan yang dia nilai paling alot selama memimpin DPR tersebut. (ai)