bidik.co — Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memberikan pandangan terkait kisruh hasil hitung cepat yang berbeda. Dia mengaku heran dengan para pihak-pihak yang tak mempercayai hasil quick count.
“Semua orang ketika tidak percaya hasil hitung cepat atau survei maka larinya ke dukun. Hitung cepat itu seperti pekerjaan orang bodoh karena seperti kalkulator (sederhana -red). Kenapa hal ini jadi diributkan?,” ujar peneliti senior LIPI, Hermawan Sulistyo saat diskusi di Universitas Paramadina, Jalan Gatot Subroto, Jaksel, Kamis (17/7/2014).
Menurutnya, dalam dunia akademik, tidak ada sampel yang bisa merepresentasikan keseluruhan realitas. Namun yang sangat penting adalah ketepatan sampling dan sebarannya.
“Kemudian etika, seorang ilmuwan adalah ‘scientist’ setengah tukang. Intelektual adalah tukang plus plus kompetensi,” ungkapnya.
“Intelektual harus mengabdi pada kebenaran dan negara. Sedangkan ‘scientist’ atau ilmuwan pemerintah mengabdi kepada rezim,” pungkas Hermawan. (ai)