bidik.co — Aksi mata-mata yang dilakukan oleh Israel dilakukan terhadap Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry. Israel dilaporkan memata-matai Menteri Luar Negeri AS saat pembicaraan damai dengan Palestina pada tahun lalu. Hal ini seperti dilaporkan majalah mingguan asal Jerman Der Spiegel kemarin.
Tulisan itu mengatakan bahwa Israel mendengarkan pembicaraan Kerry saat dia mencoba menengahi kesepakatan dengan Palestina, di mana Der Spiegel mengatakan hal ini cenderung akan merusak hubungan antara Israel dan Amerika, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Ahad (3/8/2014).
Kerry secara teratur berbicara melalui sambungan telepon dengan beberapa pejabat tinggi di seluruh Timur Tengah selama negosiasi yang runtuh pada awal tahun ini.
Spiegel, yang mengutip beberapa sumber di antara para dinas rahasia, mengatakan ketika Kerry membuat panggilan telepon dengan menggunakan jalur aman dia juga menggunakan telepon normal dengan koneksi satelit di dalam pesawatnya, di mana Der Spiegel mengatakan saluran telepon itu rentan terhadap penyadapan.
“Pemerintah di Yerusalem menggunakan informasi ini dalam negosiasi terhadap sebuah solusi diplomatik di Timur Tengah,” kata dia.
Der Spiegel mengatakan kantor Kerry dan pemerintah Israel menolak untuk mengomentari laporan tersebut.
Kerry kembali menghidupkan diplomasi Timur Tengah sebagai prioritas utama pada awal masa jabatannya dan membujuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas kembali ke meja perundingan pada Juli 2013.
Tapi pada April tahun ini, Israel membuat pengumuman mengejutkan dari rencana membangun 700 permukiman baru dan menolak untuk membebaskan putaran terakhir dari tahanan Palestina setelah pembebasan sebelumnya. Abbas pada gilirannya mencari keanggotaan Palestina di 15 konvensi PBB dan perundingan damai akhirnya rusak.
Kerry telah berusaha untuk menengahi dalam masalah serangan militer Israel di Gaza saat ini dan terbang ke Israel pada pekan lalu.
Tapi dia gagal membawa gencatan senjata abadi dalam konfrontasi sudah berlangsung 26 hari itu di mana juga telah menewaskan lebih dari 1.700 orang.
Jika laporan ini dibenarkan, hal ini akan mempengaruhi hubungan para diplomatnya dengan pemerintahan Benyamin Netanyahu.
Mengutip sejumlah sumber intelijen, Der Spiegel menyebutkan mata-mata Israel dan seorang agen intelijen telah menguping pembicaraan Kerry dengan pejabat tinggi Israel, Palestina, dan negara-negara Arab. Sejumlah panggilan diduga dilakukan saat ponsel dalam kondisi normal dan tidak dienkripsi.
“Pemerintah di Yerusalem kemudian menggunakan informasi yang didapat dalam negosiasi internasional yang bertujuan untuk mencapai solusi diplomatik di Timur Tengah,” katanya.
Baik Israel dan Washington belum menanggapi adanya laporan ini. Kementerian Luar Negeri juga tidak ingin memberikan komentarnya.
Pada tahun lalu, Kerry menggunakan wewenangnya untuk melakukan upaya diplomasi di Timur Tengah. Kerry pun sempat meminta Netanyahu serta Presiden Palestina, Mahmud Abbas, agar kembali melanjutkan negosiasi. Namun sayangnya, upaya ini terhenti pada April dan masing-masing pihak saling menyalahkan satu sama lain. (ai)