bidik.co — Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane mengharapkan Presiden Jokowi segera mengirim nama Kapolri baru ke Komisi III DPR. Hal ini mengingat pada pekan ini DPR sudah mengakhiri masa resesnya, sehingga 12 Januari 2015 sudah mulai melakukan kerja legislatif.
“IPW mendapat info bahwa Komjen Budi Gunawan dari Akpol 83 sebagai calon kuat untuk Kapolri baru yang akan dipilih Presiden Jokowi dan namanya diserahkan ke Komisi III untuk uji kepatutan dan uji kelayakan,” kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane melalui rilis persnya, Minggu (4/1/2015).
Jika benar adanya Budi Gunawan yang dipilih menjadi Kapolri, maka tugas-tugas berat sudah menantinya. Antara lain, Budi harus segera melakukan konsolidasi organisasi agar Polri bisa segera menerapkan Revolusi Mental yang membawa perubahan konkrit pada sikap, perilaku dan kinerja kepolisian. Selain itu, lanjut Neta, Budi harus mendorong Kejaksaan Agung maupun pemerintah Jokowi agar segera melakukan eksekusi pada terpidana mati narkoba.
“Bagaimana pun Polri punya tanggung jawab moral menuntaskannya, sebab ditahap awal Polri yang memproses kasusnya,” tegas Neta.
Dengan adanya eksekusi mati tersebut diharapkan ada efek jera bagi bandar narkoba internasional untuk mempecundangi Indonesia. Di satu sisi, menurut Neta, kedekatan Budi Gunawan dengan pemerintahan Jokowi akan menguntungkan Polri, terutama dalam pengembangan kinerja maupun daya dukung anggaran kepolisian. Meskipun begitu, ia mengharapkan Budi dapat membawa Polri tetap netral dan profesional.
“Artinya, kasus-kasus korupsi yang melibatkan aparatur pemerintah tetap harus diproses Polri. Dengan demikian Polri akan tetap dipercaya masyarakat,” kata Neta.
Neta mengharapkan jajaran Polri dalam menentukan Kapolri baru solid, tidak saling berebut.
“IPW berharap, jajaran Polri bisa solid dalam menentukan Kapolri baru. Solid seperti TNI dalam menetapkan KSAL dan KSAU. Jangan seperti ayam yang saling berebut dan saling patuk, tapi harus seperti bebek yang baris teratur saat masuk kandang,” kata Neta.
Artinya, lanjut Neta, para senior harus berjiwa besar menerima kehadiran juniornya sebagai Kapolri baru hasil pilihan Presiden. Dengan demikian Akpol 81 dan 82 yang angkatannya sudah menjadi Kapolri dan Wakapolri, bisa rela dan berjiwa besar untuk melicinkan jalan kader Akpol 83 menjadi Kapolri baru.
Sebelumnya Ketua Umum Pemuda Pertahanan Nasional (Papernas) Mora Harahap berharap, pengganti Sutarman sosok pemimpin yang berpendidikan baik dan track record yang mumpuni. Syarat ini ini penting, mengingat Kapolri mendatang harus memajukan institusi Bhayangkara tersebut.
“Polri membutuhkan pemimpin yang berpendidikan baik dan track record yang mumpuni kedepannya,” jelas Mora Harahap, Sabtu (3/1/2015).
Dalam amatannya, yang memenuhi syarat untuk jadi TB1 adalah Komjen Budi Gunawan. Karena, Kepala Lembaga Pendidikan Polri itu salah satu perwira intelektual terbaik dan brilian yang dimiliki Polri saat ini.
“Ia merupakan lulusan terbaik Akpol 83 peraih penghargaan Adhi Makayasa yang sangat prestisius. Selain itu, ia juga pernah menduduki jabatan-jabatan penting di instirusi Polri. Saya kira ini modal utama yang tepat dalam melangkah menjadi orang nomor satu di institusi Bhyangkara,” ujar Mora.
Selama ini, banyak modernisasi pendidikan yang sudah dilakukan Budi dalam melahirkan personel Kepolisian yang lebih berkualitas.
“Kemampuan beliau dalam memodernisasi pendidikan di institusi Polri sudah berskala internasional. Tentu ini sangat penting bagi Polri dalam menjawab tugas-tugas Kepolisian yang semakin banyak tantangannya,” kata Mora yang juga mantan Ketua DPP IMM.
Budi Gunawan selama ini dikenal dekat dengan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Dia menjadi ajudan saat putri Bung Karno tersebut menjadi Presiden RI. (*)