Home / Politik / Jimly: Keputusan DPR Jangan Andalkan Voting

Jimly: Keputusan DPR Jangan Andalkan Voting

bidik.co — Pola sidang di DPR yang akhir-akhir ini mengandalkan sistem voting mendapat sorotan mantan Ketua MK, Jimly Asshidiqqie. Menurut Jimly, DPR tidak boleh terburu-buru mengandalkan voting untuk mengambil keputusan, karena hanya menguntungkan koalisi yang memiliki banyak anggota.

“‎Makanya jangan buru-buru voting. Prinsip yang harus dikedepankan DPR, DPD yang harus dikedepankan musyawarah. Itu filosofi demokrasi kita itu musyawarah. Jangan mentang-mentang lalu langsung ke voting. Itu tidak benar‎,” kata Jimly usai menjadi khotbah salat Id di Masjid Agung Al Azhar, Jakarta Selatan, Sabtu (4/10/2014).

Menurut Jimly, salah satu hal yang paling kentara adalah voting saat pengesahan RUU Pilkada. Dalam pandangannya, UU Pilkada adalah korban dari anggota DPR yang suka mengandalkan voting dalam mengambil keputusan.

“UU Pilkada itu kan gara-gara buru-buru voting. RUU Pilkada itu hanya korban saja dari nafsu antara dua kelompok pendapat,” jelas Jimly.

“Padahal kalau dalam keadaan tenang, belum tentu pengusung ide Pilkada langsung itu semuanya sependapat,” imbuhnya.

Menganggap UU Pilkada adalah korban voting, Jimly merasa Presiden SBY sudah tepat dengan mengeluarkan Perpu. Namun, Jimly tak mau mengomentari soal pengeluaran Perpu itu.

“Perpu itu menunjukkan kalau dia (presiden) sungguh-sungguh menolak UU Pilkada. Tapi saya tidak mau menilai, nanti ada conflict of interest karena saya Ketua DKPP,” tegasnya.

Sementara itu dalam khotbahnya, Jimly Asshidiqie sedikit menyinggung soal bangsa Indonesia yang baru saja memilih pemimpin barunya. Jimly berharap, agar pemimpin terpilih bisa menghayati makna Idul Kurban.

“Semoga pemimpin kita menghayati spirit kurban. Salah satunya soal keadilan. Kepemimpinan yang adil itu sangat serius dalam islam‎,” kata Jimly dalam khotbahnya di Masjid Al Azhar, Jaksel, Sabtu (4/10/2014).

Mantan Ketua MK itu berharap, agar para pemimpin tidak mementingkan diri sendiri dan golongan. Seharusnya, para pemimpin bisa mencontoh pengorbanan Nabi Ibrahim yang diajarkan dalam islam.

“Nabi Ibrahim saja rela mengorbankan putra kesayangannya, seharusnya pemimpin kita mencontoh makna pengorbanan itu,” jelas Jimly.

Selain itu, Ketua DKPP ini juga berharap agar para pemimpin dapat melakukan tugasnya dengan adil. ‎”Maka dalam menjalankan kepemimpinan, wajib hukumnya kita berbuat adil‎,” tegasnya. (ai)

Komentar

Komentar

Check Also

Difriadi: Pilkada Harus Jadi Persemaian Demokrasi di Indonesia

Bidik.co — Bulan November 2024, rakyat Indonesia masih harus memenuhi hak dan kewajiban politiknya untuk …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.