bidik.co — Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) dipanggil Presiden Joko Widodo ke Istana Kepresidenan, Selasa sore (10/1/2015). Komisioner Kompolnas Hamidah Abdurrachman mengaku belum tahu agenda apa yang bakal dibahas dalam pertemuan Presiden dengan seluruh Anggota Kompolnas pukul 16.00 WIB.
“Kami hanya diberi tahu Ketua Kompolnas bahwa sore ini diundang bertemu Presiden jam 4 sore. Jika memang diminta nama-nama calon Kapolri, kami sudah siapkan,” kata Hamidah, Selasa.
Hamidah menjelaskan, meski tidak tahu agenda yang bakal dibahas, Kompolnas telah menyiapkan enam nama calon Kapolri jika memang diminta Presiden. Keenam nama tersebut yaitu Wakapolri Komisaris Jenderal Badrodin Haiti, Kepala Badan Pemeliharaan dan Keamanan Komisaris Jenderal Putut Eko Bayuseno, Inspektur Pengawasan Umum Komisaris Jenderal Dwi Priyatno, dan Kabaresrim Komjen Budi Waseso.
Empat nama tersebut memang telah diungkapkan Kompolnas sejak pekan lalu. Sementara dua nama baru yang masuk kembali dalam daftar calon Kapolri versi Kompolnas yaitu mantan Kabareskrim Komjen Suhardi Alius serta Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Anang Iskandar.
“Ada dua nama tambahan yaitu Pak Anang dan Pak Suhardi Alius. Tapi kami serahkan nama itu kalau diminta Presiden,” ujar Hamidah.
Keterlibatan Kompolnas menjaring calon Kapolri sempat mendapat sorotan dari sejumlah pihak. Anggota Tim 9 sekaligus mantan Wakapolri Komjen (Purnawirawan) Oegroseno sempat menyebut bahwa Kompolnas tak kompeten dalam menyeleksi calon Kapolri.
Hamidah menjelaskan, kewenangan Kompolnas memberikan rekomendasi calon Kapolri telah diatur dalam undang-undang. Sehingga peran Kompolnas tak layak dipertanyakan.
Sementara politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Tubagus Hasanudin mempertanyakan langkah Kompolnas menyiapkan calon Kapolri untuk menggantikan pencalonan Komjen Budi Gunawan. “Setahu saya Presiden Jokowi sampai saat ini belum resmi meminta calon Kapolri, lalu kenapa Kompolnas jadi super sibuk?” ujar Hasanudin, Selasa (10/2).
Karena itu Tubagus berpendapat, Kompolnas bekerja terlalu semangat karena telah mempersiapkan nama-nama baru calon Kapolri pengganti Komisaris Jenderal Budi Gunawan. Padahal Presiden Jokowi belum meminta Kompolnas untuk melakukannya.
Hasanuddin menilai apa yang dilakukan Kompolnas, yakni membeberkan nama-nama baru calon Kapolri kepada publik, turut memperkeruh soal calon Kapolri yang hingga saat ini belum diputuskan oleh Jokowi. Hasanuddin menyarankan agar Kompolnas bekerja sesuai perintah Presiden.
“Kompolnas tak perlu terlalu bersemangat bahkan over proaktif. Tunggu saja permintaan Presiden. Kalau Presiden sudah minta, baru serahkan,” kata Hasanuddin.
Kompolnas sejak pekan lalu berinisiatif menyusun daftar baru calon Kapolri menyusul kabar dari Tim 9 bahwa Jokowi batal melantik Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri karena status tersangka kasus rekening gendut yang disandang Budi. (*)