bidik.co — Siti Hediati Harijadi alias Titiek Soeharto menyatakan ada dukungan dari kader Partai Golkar di daerah agar Keluarga Cendana mengambil alih Golkar untuk menyelesaikan konflik internal yang terus saja berkecamuk itu. Namun Partai Golkar kubu Ical membantah hal tersebut.
“Kalau itu ada (dukungan untuk Cendana), pasti saya sudah mendengarnya. Tapi sampai hari ini saya belum dengar,” kata Ketua Fraksi Partai Golkar Ade Komaruddin di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (24/4/2015).
Ade mendasarkan pada realitas kader di daerah, utamanya adalah pemegang hak suara dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD) tingkat I dan II. Menurutnya belum ada suara dukungan agar Keluarga Cendana mengambil alih Golkar.
“Patokan saya adalah pemegang suara dari Tingkat II dan Tingkat I,” ujar Ade.
Sebelumnya, Titiek Soeharto menyatakan kader-kader Golkar di daerah menginginkan Keluarga cendana ‘mengambil oper’ Golkar untuk menyelamatkan partai pohon beringin ini dari kemelut berlarut-larut.
“Ini karena tidak selesai konfliknya, daerah-daerah bilang keluarga Pak Harto (Soeharto) saja yang ambil, dioper gitu. Ada yang menyuarakan begitu,” katanya di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (23/4/2015).
Titiek enggan menyebut dari daerah mana saja suara-suara itu muncul. Namun, dia menekankan keluarga Soeharto tidak mengiyakan ataupun menolak permintaan itu.
“Ada suara-suara begitu. Kita tidak bilang ya mau ambil atau bagaimana. Kita ya sedapat mungkin ingin diselesaikan damai, karena tidak semudah itu (keluarga Cendana) mengambil alih,” kata dia.
Bagi Titiek, seluruh kader Golkar adalah saudara. Polemik yang terjadi belakangan ini menurut dia disebabkan adanya oknum di luar partai yang memanfaatkan konflik Golkar untuk kepentingan sendiri.
“Kita dari keluarga (Soeharto) prihatin, kok Golkar yang begitu besar, berkiprah begitu lama sekarang ribut dua kubu. Jangan sampai Golkar ditunggangi. Kalau Golkar rusuh kita tidak bisa ikut pilkada, dan partai lain akan menjadi lebih besar (perolehan suaranya),” kata dia. (*)