bidik.co — Bos Alibaba Jack Ma dikabarkan bakal mengunjungi Indonesia. Kabar soal rencana kunjungan tersebut disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia (Menkominfo) Rudiantara dalam acara pembahasan usulan roadmap e-commerce di rumah dinasnya.
“Kita dalam proses, jadi di Konferensi Asia Afrika (KAA) kita upayakan supaya Jack Ma datang. Tapi saat ini masih diskusi karena kalau KAA saja event-nya itu kan di hanya di Bandung, menurut mereka kurang besar. Kita rencananya tawarkan juga untuk Bussiness Asean Summit,” ujarnya, Jumat (10/4/2015) malam.
Jack Ma merupakan sosok yang dikenal sukses mendirikan bisnis e-commerce di Tiongkok. Pada November 2014 lalu, Bloomberg Billionaire Index sempat mencatat namanya sebagai orang terkaya Tiongkok dan nomor 18 terkaya dunia dengan kekayaan bersih senilai 29,7 miliar dollar AS.
Selain itu, dia juga terkenal sebagai pendiri sekaligus executive chairman grup e-commerce Alibaba. Grup ini bergerak dalam layanan penjualan yang menghubungkan consumer-to-consumer, business-to-consumer dan business-to-business.
Salah satu layanannya yang terkenal adalah Alibaba.com. Situs tersebut merupakan portal business-to-business yang menghubungkan usaha-usaha manufaktur di Tiongkok dengan para pembeli di luar negeri.
Selain itu, grup e-commerce ini juga memiliki portal belanja online bernama Taobao yang mirip dengan eBay.com dan Amazon.com. Taobao memiliki konsep sebuah marketplace tempat para pemilik usaha kecil menengah membuka toko online dan menjual barangnya langsung pada konsumen di Tiongkok.
Jack Ma berhasil menjadi salah satu orang terkaya di dunia berkat bisnis e-commerce yang dirintisnya sejak 1995. Selain kerja keras dan pola pikir out of the box, dukungan dari pemerintah setempat juga membuat bisnis Alibaba terus meroket.
Rencana menghadirkan Jack Ma ke Indonesia sebenarnya sudah dibahas cukup lama di istana. Sejak Jokowi pulang dari kunjungannya ke China beberapa waktu lalu, Rudiantara mengaku sempat berdiskusi dengan presiden untuk menciptakan ‘Alibaba’ versi Indonesia.
“Pak Jokowi dulu panggil saya setelah pulang dari China, ‘itu Alibaba bagus ya, bisa nggak kita bikin seperti itu?’. Nah, kalau Jack Ma bisa datang, kenapa kita tidak kumpul diskusi sama dia. Biar ada gairahnya,” kata menteri yang akrab disapa Chief RA.
Alibaba yang sukses mengembangkan bisnis e-commerce di China memang mendapat perhatian serius. Apalagi, Indonesia juga telah menjadikan negara itu sebagai salah satu kiblat e-commerce selain Amerika Serikat.
China menurut menteri, dipilih untuk ditiru karena sukses menghasilkan regulasi dari sisi pendekatan pemerintah. Sedangkan e-commerce di Amerika Serikat sukses karena didorong oleh pasar.Next
“e-Commerce kita jadi begini karena pasar juga. Makanya sekarang kita musti pakai multistakeholder approach. Semua terlibat dalam persiapan roadmap, dan regulatory framework disiapkan untuk pemain e-commerce sendiri. Prinsip saya the best regulation itu less regulation,” paparnya.
Wacana soal regulasi pemerintah untuk e-commerce sendiri sedang hangat belakangan ini. Salah satu yang jadi sorotan adalah soal pengenaan pajak e-commerce.
Menkominfo Rudiantara, setelah menerima masukan dari berbagai pemain industri e-commerce, menilai bahwa aturan pajak boleh saja dikeluarkan. Namun dengan catatan bahwa aturan tersebut tidak langsung diberlakukan dengan alasan industri yang dituju tergolong masih infant seperti bayi yang baru tumbuh.
“Semua bisnis di Indonesia subject kepada tax. Tapi kalau saya melihatnya, mungkin aturannya mesti dibuat sekarang tapi pelaksanaannya tidak diterapkan sekarang,” terangnya.
Masukan tersebut, menurut Rudiantara mirip dengan aturan PPN yang dibuat untuk pengguna jasa jalan tol. Aturannya sendiri telah lama dibuat, namun tidak diberlakukan karena akan menyebabkan orang enggan berinvestasi pada bisnis tersebut.
“Sama seperti tol, PPN tol, itu lebih dari sepuluh tahun lalu aturannya menyebutkan semua yang menggunakan jasa tol kena PPN. Tapi tidak pernah diterapkan karena membuat orang enggan investasi, bisnis modelnya nggak masuk. Pemerintah pun consider untuk menerapkannya nanti,” pungkasnya. (*)