Home / Ekobis / Meski Pasar Domestik Lesu, Ekspor Otomotif Justru Melonjak

Meski Pasar Domestik Lesu, Ekspor Otomotif Justru Melonjak

 

bidik.co — Penjualan otomotif di Indonesia mengalami penurunan tipis pada tahun ini seiring dengan perlambatan ekonomi nasional. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat mobil yang terjual pada periode Januari-November 2014 sebesar 1,12 juta unit, turun 0,28 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Kendati pasar domestik turun, tidak demikian halnya dengan pasar ekspor. Volume ekspor kendaraan utuh (Complete Built Up/CBU) tercatat meningkat 31 persen, dari 13.104 unit per November 2013 menjadi 17.154 unit. Sebaliknya impor CBU anjlok 48 persen menjadi hanya 5.554 unit.

Hampir semua jenis mobil mengalami penurunan penjualan di dalam negeri, kecuali mobil murah ramah lingkungan (LCGC) yang meningkat drastis. Tercatat LCGC terjual sebanyak 160 ribu unit per November 2014, naik signifikan jika dibandingkan pencapaian November 2013 sebanyak 16.815 unit. Peningkatan terjadi karena pada tahun lalu, LCGC mulai dipasarkan baru pada Juli sehingga efektif penjualan hanya enam bulan.

Untuk jenis kendaraan sedan, terjadi penurunan 55,4 persen dengan hanya mencatatkan angka penjualan 1.247 unit dari 16.816 unit dari 2.796 unit pada November 2014.

Diikuti dengan mobil kompak keluarga (multi purpose vehicle) yang juga turun penjualannya sebesar 23 persen, dari 60.776 unit menjadi hanya 46.695 unit.

Kondisi yang sama terjadi untuk pasar mobil berpenggerak roda empat (4WD) turun 13,6 persen, bus anjlok 57,2 persen, pickup atau truk negatif 8,8 persen, dan kendaraan kabin ganda turun 39 persen.

Kondisi pasar otomotif sesuai dengan proyeksi Ketua III Gaikindo Johnny Darmawan. Kepada CNN Indonesia Johnny mengatakan banyak faktor yang menyebabkan permintaan mobil di Tanah Air merosot pada tahun ini, antara lain karena pelemahan nilai tukar rupiah dan kebijakan pembatasan kredit perbankan untuk kepemilikan kendaraan.

“Lalu ada kenaikan harga BBM bersubsidiyang pastinya berdampak. Kita ambil contoh tahun 2005 ketika BBM naik 110 persen, itu sekitar dua sampai empat bulan permintaan turun 40 persen,” kata Johnny belum lama ini.

Sebelumnya, pemerintah dan pelaku otomotif menargetkan ekspor mobil utuh (completely built up/CBU) Indonesia pada tahun ini naik 17,6 persen dibanding 2013 yang sebanyak 170 ribu unit. Jumlah ini masih jauh tertinggal dibanding ekspor mobil CBU produksi Thailand yang tembus satu juta unit.

“Hingga saat ini produk otomotif Indonesia sudah dikirim ke lebih dari 80 negara di dunia. Ini capaian yang membanggakan dan bukti kualitas produk otomotif Indonesia telah dapat diterima dengan baik oleh pasar global,” ujar Menteri Perindustrian (Menperin) SBY, M.S. Hidayat saat pelepasan kontainer ke-100.000 ekspor komponen PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia(TMMIN), Jumat (20/6/2014).

Hidayat mengungkapkan, pada 2012 ekspor mobil CBU Indonesia sebanyak 125 ribu unit, lalu meningkat menjadi 170 ribu unit di 2013. Sedangkan ekspor mobil dalam bentuk terurai (completely knocked down/CKD) mencapai 100 ribu unit pada 2012, kemudian meningkat menjadi 105 ribu pada 2013.

“Tahun ini (2014) kita targetkan ekspor CBU mencapai 200 ribu unit, sedangkan CKD bisa 110 ribu unit,” lanjutnya.

Wakil Presdir TMMIN Warih Andang Tjahjono mengatakan, sejak mulai ekspor pada 1988, Toyota telah membukukan volume ekspor mobil CKD lebih dari 700 ribu unit, komponen sebanyak 477 juta buah, mesin utuh sebanyak lebih dari 1 juta unit, lebih dari 8 juta unit komponen mesin, 215 unit die serta 603 unit jig.

“Pencapaian ekspor komponen kendaraan pada hari ini (Jumat, 20/6/2014) telah mencapai 100,000 kontainer,” ungkapnya.

Sementara itu, dalam empat tahun terakhir (2010-2013), ekspor kendaraan utuh atau CBU pun turut memberikan sumbangan yang signifikan. Secara keseluruhan, ekspor mobil Toyota dalam bentuk CBU meningkat dari 55.796 unit pada 2010 menjadi 118.436 unit pada 2013 atau naik 112,27 persen.

“Selain fokus ke pasar domestik, ekspor juga menjadi prioritas kami,” lanjutnya.

Di tempat lain, PT Nissan Motor Indonesia (NMI) meluncurkan model terbaru versi premium dari Grand Livina, yakni Highway Star Autech, Model ini merupakan tipe tertinggi dari jajaran Livina yang sudah ada sebelumnya. Dengan begitu, NMI sudah memiliki total delapan varian Grand Livina di Indonesia.

“Untuk yang terbaru ini, kami menargetkan terjual 3.000 unit hingga akhir tahun, atau sekitar 250 unit per bulan,” sebut Wakil Presdir PT NMI Yoshiya Horigome kemarin.

Sejak kali pertama diperkenalkan pada 2007 hingga sekarang, NMI berhasil menorehkan penjualan sebesar 165.000 unit Grand Livina yang beredar di Indonesia.

“Kami yakin bahwa kisah sukses Grand Livina akan terus berlanjut. Ketika pelanggan hadir untuk mencoba pengalaman mengendarai mobil ini mereka akan menemukan apresiasi tinggi terhadap poin-poin yang ditawarkan,” “tuturnya.

Sebagai tipe tertinggi, New Grand Livina Highway Star Autech hadir dengan berbagai fitur keamanan terkini seperti dual airbag, rearview camera, ABS, ABD, stability control, serta Zone Body Concept untuk perlindungan maksimal kepada penumpang saat terjadi kecelakaan meskipun bodi luar mobil hancur.

“Rentang harga yang kami tawarkan kami rasa masih cukup kompetitif, apalagi kalau melihat banyaknya perubahan yang ditawarkan,” jelasnya.(*)

Komentar

Komentar

Check Also

Difriadi: Pilkada Harus Jadi Persemaian Demokrasi di Indonesia

Bidik.co — Bulan November 2024, rakyat Indonesia masih harus memenuhi hak dan kewajiban politiknya untuk …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.