Home / Ekobis / Meski Stagnan, di Akhir Pekan Wall Street Kembali Cetak Rekor

Meski Stagnan, di Akhir Pekan Wall Street Kembali Cetak Rekor

bidik.co — Pasar saham Wall Street menutup pekan keempatnya dengan positif. Tapi pada perdagangan Jumat berakhir stagnan akibat pergerakan saham yang fluktuatif.

Saham Apple kembali cetak rekor tertinggi di level US$ 114,18 per lembar setelah naik 1,2%. Lonjakan saham produsen iPhone ini berhasil membawa Nasdaq positif.

Saham-saham energi juga naik, tapi poin yang diraihnya tersalip oleh koreksi saham-saham alat kesehatan. Naiknya penjualan ritel di Oktober juga memberi sentimen positif.

“Banyak manajer portofolio yang lakukan aksi tunggu dan baru akan melakukan aksi agresif beberapa pekan ke depan,” kata Michael James, direktur perdagangan saham dari Wedbush Securities di Los Angeles, seperti dikutip Reuters, Sabtu (15/11/2014).

Pada penutupan perdagangan Jumat waktu setempat, Indeks Dow Jones menipis 18,05 poin (0,1%) ke level 17.634,74, Indeks S&P 500 bertambah 0,49 poin (0,02%) ke level 2.039,82 dan Indeks Komposit Nasdaq naik 8,40 poin (0,18%) ke level 4.688,54.

Dalam sepekan, Indeks Dow Jones dan S&P 500 menguat 0,4% sedangkan Nasdaq menanjak 1,2%. Ini merupakan pekan keempat Wall Street bisa menguat.

Sementara itu, perdagangan saham di bursa AS pada sesi Kamis, 13 November 2014, ditutup menguat tipis di tengah terjangan sentimen suram dari harga minyak dunia. Laporan menyebutkan, harga minyak dunia yang kembali terpukul pada sesi perdagangan kemarin oleh sentimen perlambatan yang diekspektasikan mendera ekonomi China.

Indeks DJIA dalam sesi perdagangan yang berakhir Jumat dinihari (wakltu Indonesia barat) itu tercatat menguat terbatas 0,23 persen untuk terhenti di posisi 17.652,79, sementara indeks S&P 500 naik moderat 0,05 persen untuk menetap di posisi 2.039,33, serta indeks Nasdaq yang kembali terangkat 0,11 persen untuk menutup sesi perdagangan di posisi 4.680,14.

Secara umum sentimen dari kinerja perekonomian AS masih belum menunujukkan adanya kesuraman setelah sejumlah rilis data yang positif.

Namun pergerakan indeks kali ini tercatat lebih diwarnai beban berat dari saham-saham sektor energi, di mana terpukul oleh runtuhnya kembali harga minyak. Keruntuhan harga minyak, pada akhirnya akan menyeret kinerja suram bagi emiten terkait bisnis energi, namun sentimen secara keseluruhan dari kinerja perekonomian AS yang tidak mengecewakan akhirnya menghantarkan indeks DJIA menutup di zona kenaikan terbatas.

Dengan bekal sentimen kenaikan terbatas di Wall Street, pergerakan indeks di bursa utama Asia kini berpeluang untuk membukukan kenaikan di sesi perdagangan akhir pekan ini, Jumat (14 November 2014). Pergerakan indeks di Asia sejauh ini diperkirakan cenderung positif, setelah dalam dua hari perdagangan terakhir, pasar Asia terjebak dalam gerak mixed.

Namun demikian, gerak positif indeks Asia (termasuk indeks harga saham gabungan /IHSG di bursa efek Indonesia) diperkirakan masih akan rentan karena juga terbebani oleh sentimen suram dari tekanan jual yang akan mendera saham-saham terkait energi.

Kemungkinan akibat beban dari saham-saham energi ini, gerak IHSG akan mencapai kompromi dengan terjebak di rentang gerak terbatas dalam menutup sesi perdagangan pekan ini. (*)

 

Komentar

Komentar

Check Also

Bupati Siak, Alfedri Tak Siap Temui Masyarakat

Bidik.co — Jakarta- Eks Ketua Himpunan Pelajar Mahasiswa (Hipemasi) Jakarta memberitahukan saat rapat kerja kordinator …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.