bidik.co — PDIP segera menggelar kongres untuk membahas sejumlah agenda strategis partai. Kongres akan digelar di awal bulan April, tanpa ada pemilihan ketum.
“Kongres tanggal 9-12 April di Bali. Peserta akan masuk tanggal 8 April diselenggarakan di Hotel Grand Bali Beach,” kata Wasekjen PDIP Eriko Sotarduga, Rabu (11/3/2015).
Eriko menjelaskan gelaran kongres akan terpusat di Sanur. Ada 7 hotel di sekitar Hotel Grand Bali Beach yang dibooking PDIP untuk kepentingan kongres.
Soal agenda utamanya, Eriko menjelaskan, yaitu penetapan Megawati Soekarnoputri kembali menjadi Ketum PDIP. Tak akan ada pemilihan ketum di forum tertinggi PDIP itu.
“Agendanya penetapan ketua umum sesuai Rakernas IV Semarang, dan ketum terpilih sekaligus formatur menyusun DPP yang baru,” tutur anggota DPR dari dapil II Jakarta ini.
Posisi Megawati Soekarnoputri yang masih kuat dan besar sebelumnya juga dipertegas oleh Direktur Eksekutif Indonesia Development Monitoring (IDM) Fahmi Hafel.
“Jadi, selain posisinya Mega masih kuat, dan dia juga kelihatannya masih ingin maju lagi,” kata Fahmi Hafel, Jumat (5/12/2014). Kendati demikian, kata dia, ada saatnya Megawati harus pensiun dan mungkin menjadi ketua dewan pertimbangan partai. Jabatan itulah yang pernah disandang oleh Taufiq Kiemas, mendiang suami Mega.
Fahmi pun membeberkan hasil pooling yang dilakukan IDM terhadap para kader dan simpatisan PDIP di seluruh Indonesia. Total respondennya 2.964 orang dengan tingkat kepercayaan 95% dan error 1,8%.
“Hasilnya, Jokowi menduduki posisi teratas untuk menggantikan Megawati ke depan. Sebanyak 54,3% responden memilih dia,” kata Fahmi. Urutan di bawahnya adalah Puan Maharani (25,4%), disusul Effendi MS Simbolon (20,1%). Walikota Surakarta FX Hadi Rudyatmo ada di urutan keempat dengan 6,3%.
Berkaitan dengan nama Prananda, putra Mega tidak masuk nominasi dalam pooling, Fahmi mengaku sengaja tidak memasukkannya. Alasannya, karena keluaga Mega yang paling menonjol di politik hanyalah Puan Maharani yang kini menjadi Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Yang terang, dari survei yang dilakukan pada 25 November hingga 1 Desember itu menunjukkan 53% responden menganggap perlu PDIP dipimpin oleh tokoh muda. Yang menjawab tidak perlu cukup besar, yaitu 42%. “Survei menyimpulkan bahwa PDIP sudah selayaknhya dipimpin oleh para kader muda untuk menghadapi tantangan ke depan,” kata dia.
Menurut dia, Jokowi mempunyai kans yang kuat untuk mendduki posisi itu. Karena, dengan gaya blusukannya itu, PDIP mampu mendulang simpati masyarakat dan suara di pemilu. “Tapi ya memang, semua tergantung Megawati, apakah akan pensiun atau terus memimpin partai itu,’ ujarnya. (b)