bidik.co — Sebagai negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau, yang berarti masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, dengan kondisi tersebut mengharuskan masyarakat Indonesia memiliki karakteristik yang unik.
Kemajemukan yang sudah ada sejak dahulu, bukan karena adanya pendatang baru yang berlainan etnis atau ras ataupun agama. Tetapi sudaha ada sebelumnya dan adanya kesamaan cita-cita untuk membangun satu bangsa.
“Berdasarkan hal tersebut, maka para pendiri bangsa menjadikan Bhineka Tunggal Ika sebagai Semboyan Bangsa, yang tercantum dalam lambang Negara Indonesia Garuda Pancasila,” tutur Anggota MPR RI, H. Muhammad Nur dalam Sosialisasi Hasil Keputusan MPR RI, di Aula Haji Abidin, Pulau Sari, Kabupaten Tanah Laut, Sabtu (06/02/2021).
Dengan demikian, lanjut M Nur, perlu adanya kesadaran sikap akan adanya kemajemukan tersebut. Jika tidak, maka akan dapat memicu konflik dan perpecahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Anggota Komisi IX DPR RI yang membidangi masalah sosial, kesehatan, dan tenaga kerja ini mengingatkan bahwa wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis, dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non-alam maupun faktor manusia.
“Karena itu, bencana yang terjadi pada awal tahun 2021 sangat bertubi-tubi menerpa negara Indonesia, menyebabkan timbulnya korban jiwa, kerugian harta benda, dan tentunya perubahan lingkungan,” ingatnya.
Terjadinya bencana tersebut, mengakibatkan dampak psikologis yang besar terhadap masyarakat luas, sehingga butuh segera diatasi.
“Dengan begitu, bencana yang terjadi akan berdampak seacara psikologis yang sangat besar bagi masyarakat, terutama bencana terjadi pada saat dunia sedang menghadapi pandemic Covid 19 saat ini,” paparnya.
Selanjutnya, M Nur menjelaskan, dalam penanggulangan bencana kita memerlukan kerjasama dengan banyak pihak. Dengan jiwa Bhineka Tunggal Ika, kita harus membuang jauh-jauh sikap mementingkan dirinya sendiri atau daerahnya sendiri tanpa peduli kepentingan bersama.
“Maka, dalam upaya penanggulangan bencana, kita memerlukan kerjasama dengan banyak pihak. Kita perlu mengingat semboyan Bhineka Tunggal Ika! Dengan begitu, kita harus membuang jauh-jauh sikap mementingkan dirinya sendiri atau daerahnya sendiri, tanpa peduli kepentingan bersama. Ini penting, apalagi dalam suasana bencana seperti sekarang ini. Karena itu, semangat Bhineka Tunggal Ika harus jadi semangat dalam mengatasi bencana alam,” tandasnya. (*)