bidik.co – Aburizal Bakrie akhirnya kembali terpilih sebagai ketua umum Partai Golkar periode 2014-2019. Ical, sapaan akrabnya terpilih sebagai ketua umum secara aklamasi.
Dalam Rapat Paripurna ke-7 dengan agenda Pemilihan Ketua Umum Partai Golkar, Rabu (3/12/2014) sore, tidak ada calon lain yang mendaftar sebagai ketua umum selain Ical. Akhirnya, pimpinan sidang yang diketuai oleh Nurdin Halid memutuskan Ical sebagai ketua umum Partai Golkar.
“Aburizal Bakrie mendapatkan 100 persen dukungan berdasarkan tatib, jika ada yang mendapatkan dukungan 50 persen plus 1 maka ditetapkan secara aklamasi. Dengan ini pimpinan sidang menyatakan saudara Aburizal Bakrie menjadi ketua umum Golkar terpilih 2014-2019,” kata Nurdin kemudian mengetok palu sebagai pengesahan terpilihnya kembali Ical di Hotel Westin Nusa Dua Bali.
Terpilihnya Ical langsung disambut tepuk tangan para pendukungnya. Teriakan dukungan menyebut ARB terus membahana dalam ruangan Munas Golkar.
Sebelumnya, pimpinan sidang terlebih dahulu membuka pendaftaran calon. Setelah ditunggu selama dua menit, tidak ada calon lain selain Ical yang mendaftar.
Kemudian panitia melakukan proses verifikasi dukungan. Ical mendapatkan dukungan bulat. Dari 537 pemilik suara, 3 dukungan dinyatakan tidak sah yaitu dari AMPI, Kosgoro, MKGR.
Menanggap terpilihnya kembali Ical sebagai Ketua Umum Golkar Partai, Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga mantan Ketua Umum Golkar memilih untuk tidak banyak berkomentar.
“Golkar ya sudah,” ujar JK saat ditanya wartawan mengenai terpilihnya ARB sebagai Ketum Golkar di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (3/12/2014).
Dirinya juga enggan memberikan tanggapan lebih lanjut mengenai pemilihan Ical sebagai Ketum secara aklamasi. “Iyalah, ya gimana? Begitulah,” kata JK.
Lalu, apakah JK akan memilih untuk mengakui kepemimpinan Ical sebagai Ketum Golkar untuk periode berikutnya? JK menanggapinya dengan mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki hak untuk mengakui ataupun tidak.
“Mengakui? Saya tidak punya hak mengakui atau tidak yang mengakui Golkar sendiri,” lanjutnya.
Kepemimpinan Ical di Golkar dianggap akan membawa KMP untuk menolak Perpu Pilkada langsung. “Perppu ditolak? Silakan saja,” sambung JK.
Ical secara aklamasi terpilih menjadi Ketua Umum Golkar Partai masa bakti 2014-2019. Dia resmi memimpin Golkar kembali lima tahun ke depan, dengan total suara sah berjumlah 534 suara. Apakah terpilihnya Ical sudah diprediksi terlebih dahulu oleh JK?
“Sudah menduga? Pokoknya sudah terpilih ya sudah,” ujar JK.
Sementara itu Mantan politisi Partai Golkar yang kini berbaju Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, mengaku kecewa dengan wacana pemilihan secara aklamasi yang digulirkan Munas IX di Bali dengan menunjuk kembali Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum periode 2014-2019.
“Kalau lihat ada hal itu (wacana aklamasi ARB) aku sedih sebagai orang yang pernah memenangkan Golkar, rasanya sangat melukai hati para kader dan elit partai,” kata Ruhut, Selasa (2/12/2014).
Ruhut pun menilai, dalam gengaman ARB sapaan Aburizal Bakrie, Golkar belum menunjukkan kelasnya sebagai partai yang diperhitungkan di kancah politik nasional. Dan hasil itu terbukti dalam pemilu 2014 lalu meskipun Golkar mampu meraih posisi kedua di Pileg tapi prestasi di Pilpres anjlok.
Karena itu, Ruhut khawatir jika ARB duduk lagi sebagai Ketum selanjutnya, maka nasib Golkar akan lebih terpuruk dari periode saat ini.
“Kan sudah kalian lihat lah prestasi beliau sangat menurun di pemilu kemarin. Dan kalau nantinya diaklamasikan ARB terpilih lagi saya dapat meramalkan Golkar dalam posisi gawat dan taraf mengkhawatirkan karena bisa jadi partai ini akan anjlok,” pungkas pengacara nyentrik ini.
Wakil Bendahara Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo tak sependapat dengan Ruhut. Terpilihnya kembali ARB menjadi Ketum Partai Golkar untuk periode 2014-2019, katanya, justru akan membawa kembali Golkar meraih kemenangan di Pemilu 2019.
Pria yang akrab disapa Bamsoet ini pun yakin jika Aburizal Bakrie terpilih kembali secara aklamasi di arena Munas IX di Bali dalam pemilihan Ketua Umum Partai Golkar periode 20014-2019.
“Saya yakin beliau (ARB) akan jadi Ketum untuk periode 5 tahun mendatang,” ujar Bambang, Selasa (2/12/2014).
Bamsoet menjamin nama ARB maju dengan mulus sebagai Ketua Umum di Munas ke IX bukan tanpa sebab. Karena seluruh DPD I dan DPD II sudah punya tekad untuk mendukung Presidium Koalisi Merah Putih (KMP) untuk membawa kembali Golkar meraih kemenangan di Pemilu 2019.
“Teman-teman (DPD I dan DPD II Golkar) di daerah masih ingin ARB jadi Ketum dan bisa mempertahankan Golkar sebagai parpol penyeimbang di KMP,” tutur dia.
Lebih jauh Sekertaris Fraksi Golkar DPR ini mengakui jauh sebelum Munas di Bali digelar memang ada pihak-pihak yang menginginkan partai Orde Baru ini keluar dari KMP dan masuk sebagai parpol pendukung pemerintah.
Namun demikian, Bambang menegaskan bahwa sikap para kader partai sudah jelas jika Golkar tetap bersama KMP dan akan mendukung ARB untuk duduk lagi sebagai Ketua Umum periode selanjutnya.
“Saya pahami yang lain ingin Golkar ikut di pemerintahan. Tapi ketika ARB mendengar suara-suara di daerah untuk Golkar agar tetap di KMP maka beliau semakin yakin dan mantap untuk maju lagi. Dan bagi kita hal ini baru pertama kali sejak berapa puluh tahun berada di dalam pemerintahan, kita akan tetap di luar memberikan kawalan buat pemerintah,” pungkas Bambang yang juga anggota komisi III DPR ini. (*)