H u s n a (Pemerhati Pendidikan & Kebijakan Publik)
Bidik.co — Ketika enam tokoh; Wahidin Soedirohoesodo, Soetomo, HOS Tjokroaminoto, Soewardi Soerjaningrat, E. F. E. Douwes Dekker, dan Tjipto Mangoenkoesoemo tahun 1908 membulatkan tekat perlunya persatuan dan kesatuan demi mencapai kemerdekaan dari penjajahan, saat itulah benih Kebangkitan Nasional mengumandang.
117 tahun kemudian, Kebangkitan Nasional itu diterjemahkan oleh Presiden Prabowo Subianto dengan pendidikan yang berkualitas. “Pendidikan Berkualitas Adalah Jalan Kebangkitan Bangsa”. Bagi Prabowo, pendidikan yang berkualitas merupakan jalan untuk menentukan kebangkitan sebuah bangsa. Karenanya, Prabowo menyimpulkan, “Tidak mungkin sebuah negara menjadi sejahtera dan maju jika pendidikan di negara tersebut tidak baik, serta tidak berhasil atau gagal,” kata Prabowo pada peringatan Hari Pendidikan Nasional di SDN Cimahpar 5 Kota Bogor, Jumat (2/5/2025).
Pemerintah Indonesia secara beruntun dari masa ke masa selalu menempatkan pendidikan sebagai hal paling utama. Seluruh elit bangsa menyadari hal ini dan menggariskan strategi pembangunan bangsa yang sudah baik dan benar.
Sangat beralasan jika Prabowo menyebut, jika dibandingkan dengan negara lain, Indonesia menempatkan pendidikan sebagai prioritas dalam sisi anggaran. Sehingga alokasi anggaran pendidikan menjadi yang tertinggi dalam APBN Indonesia tahun 2025, kurang lebih 22 persen. Dalam APBN pendidikan menjadi yang pertama. “Kalau tidak salah APBN sekarang ini yang tertinggi selama sejarah republik,” kata Prabowo.
Dalam komparasinya dengan negara lain, India, Prabowo menyebutkan belanja terbesar negara tersebut adalah pertahanan bukan pendidikan. Walaupun dimaklumi bahwa negara India mengalami kemungkinan ancaman terhadap pertahanan mereka.
Digitalisasi Pendidikan
Dalam upaya mempercepat pemerataan kualitas pendidikan nasional, Presiden Prabowo Subianto meluncurkan program hasil terbaik cepat (PHTC). Peluncuran ini menjadi bagian dari strategi besar pemerintah untuk mewujudkan pendidikan bermutu dan merata.
Salah satu langkah konkret yang akan segera dimulai adalah pemasangan layar televisi di seluruh sekolah di Indonesia untuk menunjang pembelajaran berbasis digital. Di situ kita bisa memberi pelajaran-pelajaran yang terbaik dan ini bisa bermanfaat untuk sekolah-sekolah apalagi di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah terluar ataupun di daerah-daerah kota dan sebagainya yang mengalami kesulitan mendapat bahan atau mendapat guru yang ahli di bidang-bidang tertentu.
Program ini ditargetkan mulai berjalan dalam beberapa bulan ke depan dengan harapan seluruh sekolah sudah terpasang layar digital pada pertengahan tahun 2026. Presiden Prabowo turut menegaskan bahwa langkah ini akan sangat membantu sekolah-sekolah di daerah terpencil yang kekurangan tenaga pendidik berkualitas. Hal ini akan membantu sekolah-sekolah, membantu guru-guru di semua sekolah-sekolah di seluruh Indonesia.
Dengan digitalisasi dan penguatan infrastruktur pendidikan, Presiden pun berharap dapat mempercepat pemerataan kualitas pendidikan di seluruh penjuru negeri dan membangun sumber daya manusia Indonesia yang unggul. Presien Prabowo juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah banyak berjasa di dunia pendidikan.
Tingkatkan Mutu Pendidikan
Untuk meningkatkan mutu pendidikan, selain digitalisasi pendidikan, program-program prioritas lainnya telah dirancang untuk menjawab tantangan pendidikan nasional, khususnya bagi siswa dari keluarga prasejahtera dan tenaga pendidik yang selama ini belum mendapat dukungan maksimal.
Pertama, revitalisasi 10.440 Sekolah. Program revitalisasi sekolah ditujukan untuk meningkatkan kualitas infrastruktur pendidikan di Indonesia. Sebanyak 10.440 satuan pendidikan akan menerima dana renovasi yang berasal dari alokasi anggaran Kementerian Pekerjaan Umum yang dipindahkan ke Kemendikdasmen. Total dana yang disiapkan mencapai Rp 17,1 triliun. Langkah ini merupakan komitmen pemerintah untuk memastikan setiap siswa belajar di lingkungan yang layak dan mendorong pemerataan mutu pendidikan di seluruh wilayah.
Kedua, bantuan kuliah bagi guru. Untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik, pemerintah meluncurkan program bantuan pendidikan bagi guru yang belum menyelesaikan pendidikan tinggi. Bantuan ini diberikan agar guru bisa menamatkan studi hingga jenjang D4 atau S1, dengan dukungan dana sebesar Rp 3 juta per semester. Langkah ini diharapkan bisa memperkuat kapasitas profesional guru, terutama di daerah.
Ketiga, bantuan untuk guru honorer. Pemerintah juga mengalokasikan anggaran untuk mendukung kesejahteraan guru honorer. Dalam program ini, guru honorer akan menerima bantuan sebesar Rp 300 ribu per bulan. Meskipun jumlahnya belum besar, inisiatif ini dinilai sebagai bentuk pengakuan negara terhadap kontribusi guru honorer yang selama ini menjadi tulang punggung pendidikan di banyak wilayah Indonesia.
Empat program prioritas pendidikan yang diluncurkan itu menunjukkan arah kebijakan Presiden Prabowo dalam memperkuat fondasi pendidikan nasional. Dengan fokus pada infrastruktur, teknologi, peningkatan kualitas guru, dan kesejahteraan pendidik, langkah ini menjadi bagian dari visi besar membangun sumber daya manusia unggul dan berdaya saing di masa depan.
Optimisme
Terhadap langkahnya itu, Presiden Prabowo optimis bahwa Indonesia akan menjadi negara yang lebih maju dengan pendidikan sebagai pondasinya. Oleh karena itu, pentingnya pemerintahan yang bersih untuk mendukung terciptanya pendidikan berkualitas.
“Saya memberi peringatan korupsi harus berhenti di Republik Indonesia. Kabinet Merah Putih, pemerintah yang saya pimpin tidak akan ada toleransi kepada korupsi dan pencurian dan penyelewengan, berhenti, berhenti, berhenti,” tegas Presiden Prabowo. (*)