bidik.co — Seorang pilot AirAsia berinisial FI diamankan petugas Kementerian Perhubungan di Bandara Internasional Ngurah Rai. Sebab, ada temuan yang menduga dia mengonsumsi narkoba.
Staf Khusus Menteri Perhubungan, Hadi M. Djuraid, mengatakan bahwa seorang Pilot Indonesia Air Asia berinisial FI dengan momor penerbangan QZ7510 dari Bandara Internasional Soekarno Hatta ke Bandara Internasional Ngurah Rai Bali, diduga positif narkoba jenis morfin.
Temuan tersebut diperoleh, setelah pemeriksaan urine yang dilakukan tim Balai Kesehatan Penerbangan dan Tim Direktorat Kelaikan Kelaikan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan di Bandara Ngurah Rai pagi tadi, Kamis 1 Januari 2015.
Pemeriksaan dilakukan sesaat, setelah yang bersangkutan mendarat Pukul 08.50 WIT. Semula pilot tersebut, akan kembali terbang ke Jakarta pada pukul 09.20 dengan penerbangan QZ7511.
“Kami melakukan random check di Bandara Ngurah Rai untuk memastikan semua pilot dalam posisi sehat dan tidak berada di bawah pengaruh minuman keras dan obat-obatan. Kami memeriksa pilot dan dari hasil tesnya, diperoleh data bahwa pilot itu diduga positif morfin,” kata Hadi ketika dihubungi VIVAnews.
Atas temuan tersebut, pihak Kementerian Perhubungan melarang FI untuk terbang terlebih dahulu. Rencananya, pilot itu akan dibawa ke Balai Kesehatan Penerbangan Kementerian Perhubungan di Jakarta.
“Kami meminta dia diterbangkan ke Jakarta ke Balai Kesehatan Kementerian Perhubungan di Jakarta besok untuk dimintai keterangan,” kata dia.
Adanya kabar tersebut, Presiden Direktur AirAsia Indonesia Sunu Widyatmoko menegaskan bahwa pilot yang terindikasi mengonsumsi narkoba bukanlah pilot dari pesawat AirAsia QZ 8501 yang mengalami kecelakaan.
“Kami ingin klarifikasi terkait pemberitaan di televisi. Kabar itu memang benar bahwa pilot kami positif narkoba, namun bukan dari pesawat AirAsia QZ8501 yang mengalami kecelakaan,” kata Sunu dalam keterangan pers di Polda Jawa Timur, Surabaya, Kamis (1/1/2015).
Ia mengatakan AirAsia akan melakukan tes lanjutan dengan kerja sama Badan Narkotika Nasional (BNN) serta rumah sakit ketergantungan obat kepada pilot yang berinisial FI, supaya mengetahui hasil lebih detailnya.
Sunu mengatakan dari hasil wawancara AirAsia dengan pilot bersangkutan sebelumnya diketahui pilot itu baru saja menderita sakit tipus dan dirawat di rumah sakit sejak 26 hingga 29 Desember 2014.
“Yang bersangkutan masih menggunakan obat jalan, seperti sirup obat batuk. Dan biasanya obat batuk, flu yang digunakan si penderita, hasilnya terdeteksi positif, karena memang dalam obat itu ada bahan khusus,” katanya.
Sunu mengaku pilot bersangkutan adalah senior dan sudah bekerja selama sembilan tahun bersama AirAsia dan memiliki rekam jejak baik.
“Dia pilot senior, sudah berkeluarga, sudah memiliki keluarga,” katanya.
Sunu mengaku, usai peristiwa jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 Ahad (28/12/2014), Manajemen AirAsia langsung melakukan pemeriksaan serentak kepada semua kru pesawat.
“Saya ingin sampaikan terkait berita yang beredar, salah satu pilot kami terbukti positif dan harus menjalani pemeriksaan lebih lanjut, tapi bukan pilot dari pesawat AirAsia QZ 8501 yang mengalami kecelakaan,” katanya. (*)