bidik.co — Harga emas produksi Antam diperdagangkan di harga Rp 951.000 per gram pada Jumat (27/11/2020). Angka ini turun tipis, Rp 2.000, dibandingkan harga pada perdagangan Kamis (26/11/2020) yang lalu. Koreksi harga juga terjadi pada perak, sebesar Rp 100, menjadi Rp 11.300.
Kondisi hari ini menegaskan tren penurunan harga emas di pasar dalam negeri masih berlanjut. Harga jual emas Antam hari ini juga menjadi yang terendah selama empat bulan terakhir. Harga emas di pasaran dalam negeri pertama kali tembus Rp 1 juta per gram pada 28 Juli 2020.
Harga emas Antam kembali jatuh ke bawah sejuta rupiah sejak sejumlah pabrikan farmasi merilis perkembangan positif vaksin Covid-19. Hal ini membuat investor berbondong-bondong kembali ke aset berisiko, ketimbang safe haven seperti emas.
Dalam dua pekan ini, sudah tiga pabrikan farmasi yang mengonfirmasi kemajuan pengembangan vaksin mereka. Selain AstraZeneca dari Inggris, ada Pfizer dan Moderna dari Amerika Serikat (AS) yang sudah merilis efektivitas uji klinis mereka.
Di pasar dunia, dikutip dari Reuters, harga spot emas pada Jumat (27/11/2020) pagi diperdagangkan di level 1.810,75 dolar AS per troi ons, tak banyak berubah dibanding angka kemarin. Angka ini pun nyaris menyamai harga terendah pada Juli lalu, 1.800,01 dolar AS per troi ons.
Sementara emas berjangka dijual di level 1.809,8 dolar AS per troi ons. Harga emas dunia seolah sulit kembali tembus angka psikologisnya, 1.900 dolar AS per troi ons. Namun, sejumlah pengamat memberi sinyal bahwa anjloknya harga emas juga dimanfaatkan investor untuk memborong kembali instrumen safe haven ini.
Sementara, harga buyback atau pembelian kembali emas oleh Antam justru turun lebih dalam, Rp 3.000, menjadi Rp 826.000 per gram. Harga jual dan harga buyback yang ditampilkan dalam berita ini merupakan harga resmi di Butik Emas Logam Mulia Pulo Gadung Jakarta, dikutip dari situs resminya.
Emas memang dikenal sebagai safe haven atau instrumen investasi paling aman. Namun, perlu dipahami bahwa bila Anda berminat berinvestasi emas, niatkan untuk jangka panjang. Karena emas memiliki selisih harga jual dan buyback yang cukup tinggi. Seperti hari ini, ada selisih Rp 125.000 per gram antara harga jual dan belinya.
Progres Vaksin
Harga emas merosot lebih dari tiga persen pekan ini karena progres dalam pengembangan vaksin Covid-19 dan transisi Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden ke Gedung Putih mendongkrak sentimen risiko.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Atiston Tjandra mengatakan, penurunan harga logam mulia emas disebabkan optimisme keberhasilan vaksin, dimana saat ini sudah ada tiga produk perusahaan yang menyatakan pengembangan vaksinnya berhasil.
“Optimisme sentimen positif keberhasilan vaksin. Dari 3 produk perusahaan yang mengklaim vaksinnya berhasil. Pfizer, Modena, dan AstraZeneca,” ujarnya, Jumat (27/11/2020).
Seperti diketahui, Inggris telah meminta regulator obatnya untuk menilai kandidat vaksin Covid-19 Oxford University dan AstraZeneca untuk pasokan sementara. Di sisi lain, Presiden Donald Trump mengatakan, pengiriman vaksin akan dimulai pekan depan.
Namun, AstraZeneca menghadapi pertanyaan rumit tentang tingkat keberhasilannya yang dapat menghalangi peluang untuk mendapatkan persetujuan peraturan yang cepat dari Amerika Serikat dan Uni Eropa, mendorong saham Asia turun sedikit.
Bahkan, Ariston menyebut bahwa harga emas dapat kembali ke posisi sebelumnya yang berada di kisaran Rp 800.000an. “Ada potensi kesana sih. Tapi biasanya di kuartal I setiap tahun selalu naik. Kalau akhir tahun ada tekanan ke harga emas apalagi kalau vaksin jadi distribusi di awal Desember seperti pernyataan Fed,” ucapnya.
Adapun logam lainnya, seperti perak turun 0,9 persen menjadi USD 23,25 per ounce, sementara Platinum melemah 0,1 persen menjadi USD 961,18 per ounce dan paladium naik 0,3 persen menjadi USD 2.391,19 per ounce. (*)