bidik.co — Dugaan Rachmawati Soekarnoputri terkait dukungan yang diberikan Partai Nasdem kepada Joko Widodo dalam Pilpres lalu, terbukti.
Tokoh nasional itu dulu menduga kengototan Sura Paloh merapat ke PDIP salah satunya karena ada kepentingan bisnis. Di tambah keputusan mendukung Jokowi tidak melalui forum resmi partai, Rachma saat itu memilih mengundurkan diri sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Nasdem.
Beberapa hari ini beredar luas pemberitaan mengenai peran Surya Paloh dalam kerjasama Pertamina dengan Sonangol EP sebagai pemasok sebagian kebutuhan minyak Indonesia. Paloh disebut-sebut menjadi pembisik utama nama Sonangol EP ke telinga Jokowi.
Paloh tak menampik kabar tersebut. Ia mengakui menyarankan Presiden Jokowi agar Pertamina bekerjasama dengan Sonangol. Adalah PT Surya Energi Raya, perusahaan minyak milik Surya Paloh, yang mempertemukan Pertamina dan Sonangol. Namun, Surya Paloh membantah dirinya memiliki kepentingan bisnis dalam impor minyak Angola.
Grup Sonangol adalah kongsi lama Surya Paloh. Tahun 2009, Surya Energi mendapat pinjaman modal dari China Sonangol International Holding Ltd. Anak usaha Sonangol EP tersebut menyuntikkan dana 200 juta dollar AS ke Surya Energi untuk menggarap Blok Cepu.
Surya Energi adalah pemilik 75 persen saham PT Asri Darma Sejahtera. Sementara 25 persen saham perusahaan ini dikuasai oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Asri Darma inilah yang memboyong 4,5 persen saham blok minyak jumbo di Cepu
“Nah loh, ketahuan juga akhirnya. Terungkap juga kenapa pemilik partai Nasdem ngotot berkoalisi mendukung Jokowi. Ternyata ada udang di balik batu, ada uang di balik bisnis energi crude oil Sonangol,” kata Rachma, Jumat (5/12/2014).
“Kalau lah rezim penguasa sudah bukan kelas negarawan, tapi klas profitur dengan ideologi kapitalisme, sudah dapat dipastikan Indonesia akan tenggelam, seperti Jokowi memerintahkan menenggelamkan kapal ‘asing’,” demikian putri Bung Karno itu.
Sementara itu Sekretaris Kabinet Andi Widjojanto membantah adanya peran Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dalam kerjasama Pertamina dengan Sonangol EP sebagai pemasok sebagian kebutuhan minyak Indonesia.
Menurutnya kerjasama itu terjadi karena kerjasama antarpemerintah. “Enggak itu ada pada dasarnya. Karena ini G to G, Indonesia dan Angola, ke bawahnya ada bussines to bussines, antara Sonangol dan Pertamina,” ujar Andi di kompleks Istana Negara, Jakarta, Rabu, (3/12/2014).
Menurutnya, Presiden memang menginginkan ada sumber alternatif energi. Semua kemungkinan sumber terbuka termasuk dengan Angola. Saat ini, ujarnya, masih dalam proses kerjasama antara dua BUMN tersebut. Menurutnya, akan dicari negara lain juga sebagai sumber alternatif.
Jika membeli pada Sonangol, Andi mengklaim pemerintah akan menghemat sekitar Rp 11 triliun sampai Rp 15 triliun.
“Dilihat aja nanti kedua BUMN ini Sonangol dan Pertamina lakukan kerja samanya. Kalau saya ditanya, siapa saja yang dilibatkan, dan siapa tradernya, tidak ada satu pun yang bisa jawab karena antara Pertamina dan Sonangol lagi berunding. Saya tidak tahu isunya dari mana, kemudian ada kekhawatiran a,b, c dan membawa nama Surya Paloh,” tegas Andi.
Sebelumnya diberitakan bahwa Surya Paloh adalah pembisik utama nama Sonangol EP ke telinga Jokowi. Pendiri Partai Nasdem ini juga tak menampiknya. Ia mengakui menyarankan Presiden Jokowi agar Pertamina bekerjasama dengan Sonangol. Menurutnya itu bertujuan membantu pemerintah baru agar bisa menghemat dari impor minyak dan bahan bakar minyak (BBM).
Maklum, selama ini Pertamina mengimpor minyak melalui pihak ketiga atau trader alias tidak membeli minyak langsung ke produsennya. Akibatnya impor minyak jadi mahal dan memberatkan negara. Surya yakin jika Indonesia membeli langsung ke produsen, biaya impor bisa ditekan.
Namun, kendati melibatkan PT Surya Energi Raya, perusahaan minyak milik Surya Paloh dalam mempertemukan Pertamina dan Sonangol, Surya Paloh membantah dirinya memiliki kepentingan bisnis dalam impor minyak Angola.
Sebagai catatan, Grup Sonangol adalah kongsi lama Surya Paloh. Tahun 2009, Surya Energi mendapat pinjaman modal dari China Sonangol International Holding Ltd. Anak usaha Sonangol EP tersebut menyuntikkan dana 200 juta dollar AS ke Surya Energi untuk menggarap Blok Cepu.
Surya Energi adalah pemilik 75 persen saham PT Asri Darma Sejahtera. Sementara 25 persen saham perusahaan ini dikuasai oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Asri Darma inilah yang memboyong 4,5 persen saham blok minyak jumbo di Cepu. (*)