Home / Politik / Slank Berbalik Oposisi Terhadap Jokowi

Slank Berbalik Oposisi Terhadap Jokowi

bidik.co — Grup band Slank yang di kenal selama ini sebagai pendukung fanatik dan tim sukses Jokowi-JK. Begitu giatnya band ini giat mendukung Jokowi-JK sejak musim kampanye pada Pemilihan Presiden lalu.

Namun, Sabtu (1/11/2014), bahwa dukungan group band pada sosok Jokowi-JK ini akan segera berakhir. Karena group band ini merencanakan akan menarik dukungan terhadap presiden baru Indonesia ini.

Bimbim, pentolan group band Slank mengatakan, tiga bulan setelah Jokowi-JK dilantik sebagai presiden, pihaknya akan manarik dukungan kepada presiden baru ini.

“Setelah tiga bulan kita dorong ke Istana kita akan segera menarik diri. Kita akan menjadi pengamat lagi. Susah mengamati jika kita di dalam. Slank akan tetap jadi parlemen jalanan,” katanya di Yogyakarta, Sabtu (1/11/2014).

Slank hadir di Yogyakarta untuk mengisi event Passionville 2014 di Stadion Kridosono Yogyakarta, Sabtu malam. Event ini digelar produsen rokok Wismilak.

“Ini kita lakukan untuk menjaga Slank sendiri. Kita akan jadi pengamat lagi,” ujarnya lagi.

Diakui Bimbim, selama menjadi pendukung Jokowi-JK banyak kemudahan yang diperoleh group band ini. Menurutnya, selama ini Slank selalu kesusahan dalam mengurus izin manggung di Indonesia. Namun setelah mendukung Jokowi-JK, group band ini merasa agak mudah memperoleh izin.

“Namun sekarang justru agak berlebihan. Mosok kita manggung di cafe kecil di Lombok pengamanannya saja pake barakuda dan gegana,” katanya.

Bimbim juga mengaku, keterlibatan Slank di dunia politik sebenarnya bukan barang baru. Menurutnya, Slank sudah berpolitik sejak lama melalui lirik-lirik lagunya. “Kita sudah lama berpolitik melalui lirik lagu. Kita semangatkan kebebasan berpendapat dari lagu itu juga politik,” katanya.

Sementara itu, Ketua Presidium Ind Police Watch, Neta S Pane, Minggu (2/11/2014) menilai, perlakuan terhadap grup bank Slank semakin membuktikan Polri harus jadi prioritas utama dalam pembenahan revolusi mental. Tapi sayangnya hingga saat ini belum ada tanda-tanda Jokowi akan menyentuh Polri.

Neta menilai wajar kalau Slank mendapat keistimewaan selama menjadi pendukung Jokowi kalau ingin manggung. Meski pada era SBY, ijin manggung Slank dipersulit. Namun, menurutnya, saat ini Polri ingin mematikan grup band tersebut. Karena untuk manggung di cafe kecil saja, pengamanan Slank pakai barakuda dan gegana.

“Sebab tidak akan ada panitia atau even organizer yang mengajak slank manggung, mengingat biaya keamanannya sangat mahal karena harus membayar aparat keamanan, barakuda dan tim gegana. Jika dulu Slank dipersulit dengan ijin keamanan, kini Slank dipersulit dengan ekonomi biaya tinggi sistem keamanan. Jadi wajar Slank kecewa,” tegasnya.

Menurut Neta, Slank menarik dukungan dari Jokowi karena memang kecewa. Slank dan para relawan yang “berdarah-darah”, mandi keringat, dan berbecek-becek memenangkan Jokowi jadi presiden, setelah itu ditinggalkan. Bahkan, Jokowi tidak menggajak mereka berkonsultasi dalam memilih kabinet dan lebih berkonsultasi pada orang-orang partai.

Bahkan, Slank diperlakukan dengan sistem ‘pengamanan’ yang menakutkan.

“Bayangkan jika Jokowi kemarin kalah di pilpres, bisa-bisa Slank dan para relawannya ‘dihabisi’ atau dipersulit. Apakah Jokowi menyadari hal ini. Untuk itu Jokowi harus membantu Slank dan relawannya. Caranya reformasi Polri dan ganti Kapolri agar proses ijin manggung Slank tidak dipersulit dan tidak mengada-ada,” tandasnya. (*)

Komentar

Komentar

Check Also

Bupati Siak, Alfedri Tak Siap Temui Masyarakat

Bidik.co — Jakarta- Eks Ketua Himpunan Pelajar Mahasiswa (Hipemasi) Jakarta memberitahukan saat rapat kerja kordinator …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.