bidik.co — Sempat muncul persepsi di kalangan publik bahwa Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan instruksi yang berbeda dengan Presiden Joko Widodo terkait polemik sepak bola nasional.
Pada 13 Mei lalu, Jokowi menerangkan ia memberikan dukungan penuh terhadap Menpora dalam membenahi sepak bola nasional.
“Yang jelas saya dukung penuh yang sudah diputuskan Menpora,” kata Jokowi kala itu menjawab pertanyaan terkait konflik antara Menpora dan PSSI.
Jokowi pun menegaskan hal yang sama ketika ditanyai bahwa ada ancaman sanksi FIFA. “Saya dukung penuh apa yang diputuskan Menpora.”
Lalu, awal pekan ini JK menerima perwakilan PSSI dan Imam Nahrawi di kantor Wapres. Usai pertemuan tersebut ditetapkan bahwa Menpora akan merevisi surat keputusan pemberlakukan sanksi administratif terhadap PSSI.
Namun, JK membantah bahwa dirinya memiliki pendapat yang berbeda dengan Presiden RI terkait persoalan sepak bola nasional itu.
“Tidak ada perbedaan pendapat saya dengan presiden. Tidak berbeda pendapat,” kata JK di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (26/5/2015).
“Apanya perbedaan. Dua-duanya, saya dengan presiden sepakat duduk sama-sama berdua agar sepakbola jalan.”
Hasil diskusi dengan presiden itulah yang kemudian disampaikan JK menjadi dasar untuk mempertemukan Menpora dan PSSI di kantornya, Senin (25/5/2015).
JK pun membantah dari perbincangan tersebut ia dan Jokowi memberikan opsi kepada Menpora. Opsi tersebut, lanjut JK, justru berasal dari Menpora yang kemudian disetujuinya.
“Jadi pembicaraan yang otomatis begini, kita perbaiki bola (yang) harus prestasinya naik. Untuk prestasi naik itu, hukum yang pertama harus ada kompetisi. Karena kompetisi menyebabkan pemain latihan, ada aktifitas, ada penonton. Untuk berkompetisi harus ada yang mengatur. Itu PSSI. Jadi kalo mau bola maju, berprestasi, ya PSSI harus baik. Harus aktif. Tidak mungkin tidak. Kita tetap harus masuk FIFA, ya kan,” tutur JK yang pernah memimpin klub sepak bola PSM Makassar tersebut.
JK pun menerangkan perbincangan tentang sepak bola itu kembali terjadi antara dirinya dan Jokowi pada petang awal pekan ini.
“(Berbincang) kemarin sore, ‘Mari pak Jusuf kita selesaikan bola ini yang penting jalan’. ‘Iya, iya. Bahaya kalau tidak.’ Saya bilang ada tiga hal. Jangan tutup kesempatan orang menikmati bola dan juga olahraga. Kalau golf mau dibekukan biar saja, kan hanya bersifat pribadi,” tukas JK menceritakan kembali perbincangannya dengan Presiden Jokowi.
“Tapi, ini bola kan lebih banyak penontonnya daripada pemainnya. Kalau golf lebih banyak pemainnya daripada penontonnya.”
Polemik sepak bola nasional mengancam keikutsertaan tim Indonesia di ajang internasional. FIFA memutuskan akan memantau situasi di tanah air hingga 29 Mei nanti sebelum dilanjutkan ke badan terkait untuk dipertimbangkan diberi sanksi atau tidak. (*)