Bidik.co — Anggota Komisi IX DPR RI yang membidangi kesehatan dari Fraksi Partai Gerindra, Sri Meliyana mengatakan, kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak usia 6 bulan-18 tahun harus menjadi perhatian serius oleh semua pihak.
“Kejadian yang luar biasa ini perlu menjadi perhatian serius. Semua pihak dapat pro aktif dalam kerjasama menanggulangi kejadian luar biasa ini. Pemerintah tidak dapat berjalan sendiri, namun harus bergandengan tangan dengan semua pihak terkait, utamanya masyarakat atau konsumen,” tutur Sri Meliyana.
Pernyataan Sri Meliyana tersebut disampaikan dalam Sosialisasi Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Keamanan dan Mutu Alat Kesehatan & Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), bersama Direktorat Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan Direktorat Jenderal Kefarmasian & Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, di Aula Lembah Dempo Kota Pagar Alam, Selasa (25/10/2022).
Begitu pentingnya acara sosialisasi tersebut, Sri Meliyana mengingatkan agar sosialisasi ini dapat diikuti secara serius dan seksama, serta sangat diharapkan terjadi komunikasi 2 (dua) arah di antara narasumber dengan para peserta sosialisasi.
“Karena hal ini cukup penting, maka saya harapkan dapat diikuti dengan serius oleh seluruh peserta, sehingga akan memberikan manfaat dan para peserta akan siap ketika harus dihadapkan dengan persoalan gagal ginjal akut ini,” terangnya berharap.
Anggota Dewan asal Daerah Pemilihan Sumatera Selatan II ini selanjutnya menjelaskan bahwa kondisi lingkup kefarmasian saat ini yang kemungkinan tidak terkontrol, sehingga mengakibatkan banyaknya kasus gagal ginjal terjadi pada anak-anak.
“Kondisi lingkup kefarmasian hari ini, dimana banyaknya kasus gagal ginjal terjadi pada anak-anak, yang disinyalir kuat disebabkan oleh salah satu bahan dasar pembuat atau peracik obat, yang ada pada obat sirup, khususnya diperuntukan pada anak – anak,” jelas Sri Meliyana terhadap kemungkinan penyebab gagal ginjal.
Kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak usia 6 bulan-18 tahun terjadi peningkatan, terutama dalam dua bulan terakhir. Bahkan Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin menyatakan adanya tambahan korban jiwa dari kasus gagal ginjal akut progresif atipikal pada anak.
Tingkat kematian atau fatality rate-nya mencapai 55 persen. Sejauh ini Kemenkes mencatat terdapat 241 kasus di 22 provinsi. Korban jiwa mencapai 55 persen atau 133 anak. (una)