bidik.co – Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menegaskan tidak mencampuri dinamika internal di Partai Golkar.
Namun, dengan pengalamannya sebagai mantan kader Partai Golkar, Surya berkeyakinan partai berlambang pohon beringin itu tidak akan menjadi partai oposisi atau berada di luar pemerintahan.
Surya menambahkan arah politik Partai Golkar akan terlihat antara 2 hingga 5 bulan ke depan. “Saya bergerak sebagai aktivis. Sejak usia 43 tahun saya sudah bergabung dengan Partai Golkar. Saya yakin spirit Golkar tetap berada pendukung pemerintahan. Saya kira berapa bulan ke depan,” kata Surya seusai menghadiri sekolah legislatif Partai NasDem di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Rabu (20/8/2014).
Selain itu, Surya secara pribadi terus melakukan komunikasi dengan semua petinggi partai politik, baik yang tergabung dalam pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) ataupun yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Untuk itu, Surya mengatakan semua partai bisa bergabung dalam pemerintahan Jokowi-JK. “Komunikasi saya sebagai kawan tidak pernah putus. Bisa saja, baik PPP, Demokrat, dan PAN. Saya kira semua pihak bisa jika bisa duduk bersama baik PKS dan Gerindra. Sombong sekali jika tidak membutuhkan komunikasi yang cair dan hangat. Ide-ide ini saya kira bisa didengar yah,” kata Surya.
Ketua Umum DPP Partai Golkar, Aburizal Bakrie yang akrab dipanggil Ical, mengatakan partai berlambang pohon beringin itu akan tetap setia dengan koalisi Merah Putih.
Apapun keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) atas gugatan pasangan Prabowo Subianto – Hatta Rajasa, Kamis (21/8/2014), menurut Ical tidak memengaruhi sikap partai di koalisi Merah Putih.
Kepada wartawan di kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (20/8/2014), Ical menyebutkan bahwa koalisi Merah Putih yang mengusung pasangan Prabowo Subianto – Hatta Rajasa pada pemilu presiden (pilpres) 2014, hingga kini masih tetap solid.
“Koalisi merah putih adalah solid sekali, Golkar ada di sana, siapapun yang menang Golkar tetap di koalisi merah putih,” katanya.
Pilihan Partai Golkar bergabung pada Koalisi Merah Putih memicu konflik internal, pasalnya sebagian kader tetap nekad mendukung Pasangan Joko Widodo (Jokowi) – Jusuf Kalla (JK), karena JK merupakan mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar. Ical pun memecat sejumlah kader partai yang mendukung Jokowi – JK, seperti Nusron Wahid, Agus Gumiwang dan Poempida Hidayatullah.
Pemecatan tiga orang itu justru memperbesar konflik internal Partai Golkar. Ketiga orang itu bersama sejumlah kader penentang Ical kemudian mengusung percepatan Musyawaran Nasional (Munas), yang salah satu agendanya adalah pelengseran Ical dan evaluasi koalisi. (if)