Home / Politik / Temukan Jenazah Pertama AirAsia QZ8501, Pilot Hercules Mayor Akal Sedih

Temukan Jenazah Pertama AirAsia QZ8501, Pilot Hercules Mayor Akal Sedih

bidik.co — Mayor Pnb Akal Juang merupakan pilot pesawat Hercules pertama yang berhasil menemukan jenazah korban Pesawat AirAsia yang jatuh di selatan Perairan Pangkalan Bun. Saat pertama kali melihat sesosok mayat terapung di Selat Karimata, Akal mengaku sedih.

Pesawat Hercules A-1319 menemukan sesosok mayat saat tengah menyisir Selat Karimata di pencarian hari ketiga, Selasa (30/12/2014). Berkali-kali Akal bersama kru berputar-putar untuk memastikan mengenai keberadaan jenazah tersebut.

Siang itu di kokpit pesawat Hercules, suasana begitu tegang. Navigator terus memperhatikan titik koordinat sambil sesekali melihat laut di bawah pesawat dengan teropongnya. Beberapa serpihan pesawat sudah dapat terlihat dengan jelas, namun arus ombak yang cukup tinggi menyulitkan pemandangan di luasnya lautan tersebut.

Tak kenal lelah, Akal terus kembali berputar-putar di titik yang sempat terlihat adanya manusia untuk memastikan lebih lanjut. Ramp door atau pintu belakang Hercules pun sampai dibuka.

Hingga akhirnya Co pilot Lettu Pnb Erwin Tri Prabowo berbekal kamera yang dipinjamnya dari wartawan berhasil menjepret sesosok mayat yang tengah terombang-ombing di lautan luas. Ia bahkan sempat melihat tangan orang tersebut seperti melambai-lambai.

Dalam jepretan foto itu juga terlihat adanya pelampung oranye, koper berwarna cerah, dan puing berwarna putih. Setelah melaporkan temuan itu melalui radio, pesawat Hercules A-1319 pun mendarat di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, untuk berkoordinasi lebih lanjut dengan tim SAR lainnya yang juga berhasil menemukan serpihan-serpihan pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura tersebut.

Setelah foto ditransfer dari kamera ke laptop, terlihat orang yang berada di Selat Karimata itu kondisinya sudah membengkak dan diprediksi telah meninggal. Tangannya yang seperti melambai-lambai dimungkinkan bergerak karena terkena ombak.

“Waktu pertama menemukan agak sedih karena harapan kita ingin menenukan (korban) dalam kondisi utuh dan selamat,” ungap Akal di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (31/12/2014).

Meski sedih, Akal dan tim pun hari itu kembali terbang dari Pangkalan Bun. Bersama kru lainnya, Akal kembali menyisir lokasi untuk menemukan korban lain dan serpihan pesawat jenis Airbus 320 itu.

Tak sia-sia, setelah Hercules A-1319 yang dipiloti Akal itu berputar-putar berulang kali, tim kembali menemukan serpihan dan jenazah. Kali ini jenazah korban yang ditemukan lebih banyak.

Lagi-lagi Copilot Lettu Erwin berhasil mendapat jepretan foto sesosok mayat yang lokasinya berada sekitar 105 mil laut dari titik pertama. Dalam radius 5 km, ada sekitar 6-8 sosok mayat yang terlihat termasuk serpihan dan barang lainnya dari Pesawat AirAsia nahas itu. Bahkan 3-4 di antaranya dalam posisi bergandengan tangan.

“Ya kami memang menemukan itu. Begitu lihat satu rasanya sedih, apalagi kita sesama kru pesawat. Tapi harapan masih terus ada, semoga masih ada yang selamat,” kata pria asal Yogyakarta tersebut.

Berdasarkan informasi yang diberikan TNI AU, tim SAR lainnya pun bergerak ke titik lokasi untuk mengevakuasi serpihan dan korban. Hingga saat ini beberapa barang dan serpihan sudah berhasil dibawa oleh tim SAR dari lokasi penemuan. 6 jenazah pun sudah berhasi dievakuasi.

Seperti diketahui, pesawat Hercules C-130 dengan nomor A-1319 merupakan pesawat pertama yang berhasil menemukan jenazah korban Pesawat AirAsia di selatan Perairan Pangkalan Bun. Adalah Mayor Pnb Akal Juang yang pada saat itu menjadi pilot Hercules A-1319 itu.

Pencarian hari ketiga, Selasa (30/12/2014), beberapa pesawat TNI AU berhasil menemukan serpihan-serpihan pesawat AirAsia yang lost contact, termasuk Hercules A-1319. Namun penemuan mayat pertama kali didapat oleh pesawat Hercules ini.

Akal adalah Perwira TNI lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1998 yang melanjutkan pendidikan di Sekolah Penerbang dan lulus pada tahun 2000. Pertama kali berdinas, Akal bergabung dengan Skuadron Udara 17 Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Menjadi penerbang pesawat Hercules sudah ia lakukan sejak awal kariernya hingga saat ini Akal telah memiliki 5.000 lebih jam terbang. Sekarang dia pun mengabdi pada Wing 1 Lanud Halim Perdanakusuma.

Pria kelahiran Yogyakarta 22 November 1977 itu tak hanya sekali dua bertugas dalam operasi SAR. Ada beberapa yang dia ingat seperti saat mencari kapal hilang di Papua dan operasi kemanusiaan dalam bencana Tsunami Aceh lalu.

Dalam misi SAR mencari pesawat hilang, menurut Akal informasi mengenai pesawat tersebut sangatlah diperlukan. Hal tersebut sangat berguna untuk menentukan kemungkinan di mana letak jatuhnya pesawat.

“Sebelum berangkat harus banyak info yang kita pegang terutama lokasi yang akan kia cari. Informasi cuaca juga penting, lalu berapa lama jarak waktu kejadian sampai kita mau ke sana,” ujar Akal di Lanud Halim Perdanakusuma, Rabu (31/12/2014).

Memperhatikan fenomena cuaca setempat disebut Akal menjadi salah satu prioritas. Seperti kecepatan arus air dan angin di lokasi yang diprediksi menjadi tempat pesawat hilang.

“Misal kejadian ada di utara suatu pulau, arus dari utara ke selatan atau kecepatannya berapa knot, karena pasti (obyek) akan bergeser. Kita juga harus tahu rute pesawat tersebut dari mana mau kemana jadi kita bisa perkirakan, termasuk soal kapan lost contactnya,” jelas bapak 2 anak itu.

Dengan adanya perhitungan-perhitungan itu, maka tim pencari akan bisa memperhitungkan di mana kemungkinan obyek akan ditemukan. Pilot SAR pun harus bisa memposisikan diri sebagai pilot pesawat yang tengah dicari untuk memprediksi ke mana pesawat akan berusaha menyelamatkan diri jika ada penyimpangan yang terjadi.

“Kita harus berpikir sebagai pilot tersebut. Kita harus perhitungkan kemana pilot akan pergi jika ada penyimpangan dan hal darurat, mereka pasti akan cari bandara terdekat. Kita perhitungkan rute itu,” tutur Akal.

“Karena rata-rata perencanaan pilot itu sama. Jalur-jalu atau traffic kan sama. Soal awan juga perlu tahu, kita harus bayangkan rute yang akan dilalui pilot itu jika ada halangan lewat mana. Kan sama aja kayak kita naik mobil, misal di suatu daerah ada jembatan ambruk maka sopir akan cari jalur alternatif lain,” sambung pria yang besar di Gresik ini.

Atas pertimbangan dan langkah-langkah tersebut Akal bersama timnya sudah sejak hari pertama pencarian, yaitu beberapa jam setelah Pesawat AirAsia QZ8501 hilang contact, telah mendeteksi lokasi jatuhnya pesawat. Hercules A-1323 yang Akal terbangkan saat itu merupakan pesawat pertama yang melakukan pencarian.

Sayang pencarian Akal bersama tim belum membuahkan hasil karena besarnya area yang harus disisir dengan keterbatasan armada. Selain itu juga karena kemungkinan obyek masih berada di dalam laut dan belum naik ke permukaan.

“Hari kedua dan berikutnya area pencarian diperluas, ada pembagian lokasi penyusuran dengan pesawat lainnya. Tapi kami sudah yakini lokasi ada di area itu makanya kami insist tetap menyusuri terus dia situ karena kami yakin. Hanya menunggu waktu saja,” tutup Akal.(*)

 

Komentar

Komentar

Check Also

Difriadi: Pilkada Harus Jadi Persemaian Demokrasi di Indonesia

Bidik.co — Bulan November 2024, rakyat Indonesia masih harus memenuhi hak dan kewajiban politiknya untuk …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.