Home / Kolom_2 / Life Skill: Keterampilan Yang Jarang Diajarkan di Sekolah!

Life Skill: Keterampilan Yang Jarang Diajarkan di Sekolah!

Agha Abitha I, Peneliti Muda Durchblick Synergy Institute

 Bidik.co — Jika melihat sistem pendidikan Indonesia sekarang, kita dapat melihat bahwa sekolah sekadar mengajarkan teori dan sedikit praktik. Mereka fokus mengajarkan apa yang sudah disusun dalam buku paket, kemudian mendoktrin bahwa seorang murid tidak boleh membuat kesalahan.

Ini adalah doktrin yang sangat menggeramkan, para murid dilarang untuk melakukan kesalahan. Nilai harus bagus, ulangan harus sesuai dengan yang dipelajari, dan semuanya akan berujung pada suatu angka yang menentukan nasib para murid di masa depan.

Namun sebenarnya ada beberapa hal yang wajib untuk menunjang kehidupan yang tidak banyak diajarkan di sekolah. Hal tersebut seperti membuat keputusan, berkarir, bersosialisasi, dan menjadi bagian dari masyarakat. Semua itu menjadi satu frasa yang disebut life skill.

Life skill

Life skill merupakan kompetisi psikososial dan keterampilan interpersonal yang membantu orang membuat keputusan yang terinformasi, menyelesaikan masalah, dan lainnya.

Tulisan ini fokus pada pembahasan 5 point soal soft skill, yaitu: (1) make mistake, (2) find opportunities, (3) manage your money, (4) social interactions, dan (5) emotional intelligence. Lima point itu akan menjadi fokus utama pembahasan dan tentu masih banyak point lain yang merupakan life skill yang berguna untuk kehidupan dan kurang diajarkan di sekolah.

Pertama, make mistake atau membuat kesalahan. Kita di sekolah secara tidak langsung di doktrin, “Jangan membuat kesalahan pada ujian, tugas, dan sebagainya!” Ini merupakan sebuah doktrin yang sangat misguided, sesat. Padahal yang seharusnya ditanamkan pada diri seorang pelajar adalah sifat tidak takut salah dengan penekanan, “Harus bangkit dari kesalahan!“ Salah itu bukan masalah, tapi bagaimana cara kita bangkit setelah salah.

Step-step atau tahapan-tahapan yang sekiranya bisa dilakukan pada step ini: mengakui kesalahan, analisis masalah, memberikan pertanyaan sulit ke diri sendiri sebagai motivasi, mengambil pelajarannya dan mempraktikan kepada risiko berikutnya, review progresif.

Untuk point pertama ini, mengambil risiko dan mengatasi kesalahan. Kita akan terus melakukan dan menghadapi masalah selama hidup kita.

Kedua, find opportunities atau mencari kesempatan. Di sekolah konvensional, para murid diajarkan bagaimana bekerja dengan benar tetapi jarang sekali diajarkan bagaimana mencari pekerjaan tersebut.

Di sekolah, kita diarahkan ke mana arah masa depan kita nanti, mata pelajaran dan kelas apa yang sekiranya cocok untuk menunjang kehidupan saat sudah  menjadi seorang pekerja kelak, tetapi kurang diajarkan bagaimana cara mencarinya. Seperti membuat CV (curriculum vitae atau riwayat hidup), tata krama interview, menggunakan online platform untuk mencari pekerjaan, networking. Hal tersebut seharusnya diajarkan minimal pada 1 sks atau 1 semester sekolah.

Mengapa skill find opportunities ini penting untuk kehidupan pascasekolah? Karena hal ini merupakan satu step yang penting saat ingin masuk dunia kerja atau profesional. Kalau nilai bagus tapi bingung kerja di mana? Buat apa? Pada intinya find opportunities termasuk sebagai investasi yang perlu dilakukan dari tingkat sekolah. “Bagaimana mencari kesempatan yang bagus”.

Ketiga, manage your money atau mengatur keuangan. Permasalahan pelajar zaman sekarang, memiliki nilai tinggi tetapi sering terjerat pinjol, hutang, hingga judi online. Pada dasarnya seseorang seumur hidup akan berurusan dengan uang. Untuk menghindari permasalahan tersebut, secepatnya kita belajar tentang financial literacy baik secara otodidak ataupun dari orang lain.

Financial literacy basic yang wajib diketahui di antaranya: (1) budgeting, paham posisi keuangan, arus, dan masuk uang; (2) save & invest, pelajari asset investasi, uang akan disimpan di mana; (3) mengatur hutang; planning masa depan finansial; dan menjaga asset melalui risk management. Hal ini bisa dilakukan jika sudah memiliki budget besar.

Keempat, social interaction atau interaksi sosial. Jika kita klasifikasikan pelajar di sekolah ada yang menjadi anak keren, anak yang dibully, dan anak invisible (biasa aja). Klasifikasi ini akan membentuk psikologi dan cara mereka bersosialisasi. Ada beberapa social skills yang perlu dikuasi yaitu: (1) komunikasi efektif, bahasa penyampaian informasi dan skill basa-basi; (2) resolusi konflik, bagaimana cara merespon jika ada disagreement atau perbedaan pendapat; (3) active listening, cara mendengarkan orang, mendapatkan informasi, dan meningkatkan knowledge.

Kelima, emotional intelligence atau kecerdasan emosional. Mungkin beberapa dari kita menyadari bahwasanya sekolah mengajarkan kita berpikir secara rasional, cara menghindari masalah, dan bagaiman cara mendapat nilai yang bagus. Padahal kalau kita mengacu pada zaman sekarang, emosional intelligence bisa dikatakan perlu lebih diutamakan dari pada hal tersebut.

Bagaimana cara kita mengontrol emosi dan mengatur perasaan? Ada 4 emotional intelligence yang perlu dikuasai, yaitu: (1) self awarness. Ini merupakan pondasi dari emotional intelligence, apa hal yang memicu emosi? Kenapa? (2) self management, jangan menolak emosi yang dirasakan. Akuilah rasa marah dan kecewa, jangan menjadi delusional. (3) Social awarness, peka terhadap lingkunga sekitar. (4) Relationship awarness, bagaimana mempertahankan hubungan dengan orang lain.

Pertanyaannya, mengapa sekolah tidak mengajarkan 5 hal ini? Karena mereka menganggap bahwa ini bukanlah bagian dari pekerjaan mereka. Mereka hanya berfikir untuk membekali secara intelek dan pengetahuan.

Konklusi

Inti dari life skill bisa dijabarkan menjadi beberpaa point yang tentunya perlu praktik dan pasti memiliki problem yang berbeda-beda tiap orang. Point-point tersebut: (1) Buang jauh-jauh brainwash/mindset jangna melakukan kesalahan. (2) Belajar mencari kerja dan kesempatan. (3) Uang, segala hal di dunia ini berhubungan dengan uang. (4) Berinteraksi secara social. Bagaimana cara mengontrol diri. (#)

Komentar

Komentar

Check Also

PENAFSIRAN KONSTITUSI

Hamdan Zoelva Bagi Mahkamah Konstitusi, putusan merupakan mahkota, lambang kewibawaan dan kehormatan yang dijunjung tinggi. …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.